Monday 7 May 2018

Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia

Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia - Halo Sobat CerdasKTG, Pada Artikel yang sobat baca kali ini dengan judul Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia, saya telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk sobat baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi artikel atau postingan Artikel BPJS Kesehatan, Artikel Kesehatan, yang saya tulis ini dapat sobat pahami. baiklah, selamat membaca.


Judul : Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia
link : Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia

Baca juga


Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia

Donor hati atau dikenal juga sebagai transplantasi hati menjadi hal yang tak terbayangkan di pikiran saya. Mulai dari rasa sakit, risiko, biaya, dan perasaan yang tidak menentu campur aduk di pikiran, seandainya ada orang yang saya kenal harus melalui proses transplatasi hati.
Kemudian saya menyadari saat ini, inovasi dan perkembangan teknologi di bidang kesehatan sudah semakin maju. Saya pun jadi ingin tahu, bagaimana perkembangan di dunia kesehatan, khususnya dalam menghadapi seseorang yang mengalami penyakit pada hati, bahkan sampai harus menerima donor hati.

Perkembangan Transplantasi Hati di RSCM

Beruntungnya ketika saya berkesempatan, mendapatkan informasi perkembangan transplatasi hati dari Tim Transpltasi Hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang didukung oleh Novartis. Transplantasi hati adalah terapi yang dilakukan kepada seseorang gagal hati tahap lanjut. Gagal hati tahap akhir dari penyakit kronik hati dengan beberapa gejala: kuning pada kulit dan mata, nyeri pada bagian perut atas kanan, perut buncit, mual dan muntah, muntah dan BAB darah, hingga gangguan kesadaran.

Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) memberikan kata sambutan RSCM  bahwa ada tim advokasi yang terpisah dari tim transpantasi, hal ini untuk memastikan tidak adanya penjualan organ dan memastikan pendonor memahami risiko dan menerima hak-haknya. Sehingga dipastikan proses transplantasi sudah menjalani pemeriksaan baik penerima dan pemberi donor.

Tantangan dalam Transplantasi Hati


Dr. Sastiono, SpB, SpBA(K), Dr. menjelaskan tantangan yang dihadapi,  menjelaskan proses transplantasi hati mulai dilakukan pada tahun 1967, kemudian transplantasi hati donor hidup mulai dikerjakan sejak tahun 1988. Pada bulan Mei 2010 dibentuklah Tim Transplantasi Hati di RSCM pada awalnya bekerjasama dengan berbagai institusi dari Tiongkok, Singapura, dan Jepang.

Saat ini sudah sepenuhnya ditangani oleh Tim Transplantasi Hati RSCM secara konsisten sejak tahun 2010 hingga saat ini dengan total 47 pasien yang sudah ditangani terdiri dari 41 pasien anak dan 6 pasien dewasa. Tingkat keberhasilan di Indonesia mencapai 87% sehingga, tidak berbeda jauh dengan di Jepang pada 89% dalam keadaan fasilitas yang belum semaju di luar negeri. Proses transplatansi hati pada anak lebih mudah, dikarenakan orang tua dengan sukarela mendonorkan hati kepada anaknya.

Dalam besaran biaya yang perlu dikeluarkan, untuk proses transplatasi hati. Ada beseran bagian yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, jka pasien anggota BPJS Kesehatan. Sedangkan sisanya ditanggung bersama pasien, asuransi kesehatan, dan pihak lain-lainnya Tentunya juga besaran biaya transplatasi hati lebih terjangkau di Indonesia, jika dibandingkan jika dilakukan di luar negeri. Terlebih saat ini proses transplatasi hati, sudah bisa dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Dr. dr. Andri Sanityoso, SpPD-KGEH menjelaskan, proses transplatasi hati terdiri atas dua jenis, donor kadaver dan donor hidup. Pada transplatasi hati yang dilakukan saat ini, prosesnya dilakukan dengan mendonorkan sebagian dari hati orang yang sehat yang akan dicangkokan kepada pasien penerima donor. Pendonor hati dalam keadaan sehat, berusia 18-60 tahun, memiliki hubungan darah, dan mengetahui adanya risiko-risiko yang bisa terjadi.
Sejarah dan Perkembangan Transplantasi Hati

Dr. dr. Toar J.M Lalisang, SpB (K) BD menjelaskan bahwa, pendonor hati sebesar 95% tidak mengalami masalah usai mendonorkan hatinya. Hati terdiri darj berberapa bagian sehingha bisa dibagi, bisa dikembangkan kembali setelah 3 bulan transplantasi. Sehingga volume hati bisa kembali seperti semula ketika fungsinya dibutuhkan.

Bagian-bagian pada hati manusia


Kini saya pun mengetahui bahwa perkembangan di dunia kesehatan Indonesia, sudah semakin maju dan sudah ada langkah yang bisa diambil bagi seseorang yang mengalami penyakit pada hati. Peserta BPJS Kesehatan pun diperingan dengan besaran biaya ditanggung BPJS Kesehatan, tetap mendapatkan pelayanan dan penangann terbaik untuk transplantasi hati di RSCM.

Sekian Artikel Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia

Sampailah kita pada akhir artikel Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk sobat semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
sobat sekarang membaca artikel Mengenal Inovasi dan Perkembangan Transplantasi Hati di Indonesia dengan alamat link https://cerdaskotamobagu.blogspot.com/2018/05/mengenal-inovasi-dan-perkembangan.html


EmoticonEmoticon