Thursday, 26 April 2018

Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu

Tags

Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu - Halo Sobat CerdasKTG, Pada Artikel yang sobat baca kali ini dengan judul Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu, saya telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk sobat baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi artikel atau postingan yang saya tulis ini dapat sobat pahami. baiklah, selamat membaca.


Judul : Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu
link : Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu

Baca juga


Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu


“Tidak perlu menjelaskan siapa dirimu kepada siapa pun. Karena yang menyukaimu tak butuh itu & yang membencimu tidak akan percaya.”
Ali Bin Abi Thalib RA
***


Saya bukanlah pencinta buku. Saya tak piawai mengoleksi buku, merawatnya dari rusak, menjaganya dari tercoret atau terlipat. Saya tak bisa mempertahankan keutuhan dan kemolekan buku seperti halnya seorang pencinta. Yang saya bisa hanya membaca dan menyerap isi di dalamnya.

Setelah selesai membaca, saya akan membiarkan buku-buku itu menemukan takdir barunya. Dipinjam untuk tidak dikembalikan, diambil tanpa pemberitahuan, dipajang di rak buku, atah bahkan berpindah kepemilikan dengan cara sah atau tidak.

Bahkan bila anak-anak –trio BiZa yang masih balita-- tertarik pada salah satu buku, mengambil dan membolak-balik, lalu membuka dan mencoretnya, hmmm, saya tak akan kuasa menolak.
Bagi saya, keinginan anak-anak untuk bermain dengan buku, bereksplorasi dan berimajinasi dengan buku merupakan cara lain untuk menghargai buku.

Bisa jadi sekarang mereka baru bisa mencoret dan membolak balik, menyusunnya jadi balok, jadi rail, dan jadi rumah-rumahan. Perlahan, dengan pendampingan dan pemberitahuan, toh dia akan tahu apa guna buku. Menyerap gambar dan ilmu di dalamnya. Paling tidak, menurut saya anak akan dekat dengan buku, dan tidak menjadi antipati.

Ya. Saya memang bukan pecinta buku. Saya hanyalah orang yang suka membaca, menyerap dan mengambil manfaat dari buku. Suka tenggelam dalam bentangan kata, hanyut dalam samudera aksara, tak jarang pula tersesat dalam pergulatan dialektika yang  tersaji.

Barangkali, perlakuan saya yang menganggap buku sebagai bukan barang spesial ini yang membuat saya sulit menjawab bila ada yang bertanya buku apa yang paling berpengaruh dalam hidup. Bagi saya, semua buku yang sudah pernah singgah dalam hidup punya nilai masing-masing. Sama-sama memberi insight baru. Sama-sama menambah wawasan, memberi cara pandang baru. Hanya saja barangkali kadarnya yang berbeda-beda.

Saya pun sulit merangking. Ketika dijawab buku A, buku B juga tak kalang berpengaruh. Tergantung masa dan waktu buku itu dibaca. Buku Benturan antar Peradaban yang ditulis Samuel P Huttington  bisa saja menjadi buku yang sangat menarik ketika saya pada usia di awal 20-an. Saat semangat berdialektika sedang nyala. Nyatanya, hari ini melihat sampul bukunya saja ogah.

Atau sebaliknya, buku  tipis seperti  Ya Allah Lindungi Suamiku yang biasa tak menarik minat tiba-tiba bisa menjadi sangat saya sukai ketika sedang berada jauh dari suami. Setiap ada waktu senggang selalu dibuka dan dikunyah isinya. Sambil mengangguk-angguk memastikan bahwa semuanya berjalan normal.



Tapi begitulah buku. Ia ada menjadi pengisi ruang. Dan seperti artikel karya Mak Sugi Siswiyanti yang dimuat di website Kumpulan Emak Blogger berjudul Pengaruh Buku Bacaan terhadap Pola Pikir, buku memengaruhi cara pikir seseorang.

Semakin banyak buku yang dibaca, akan semakin berbeda cara pandang seseorang terhadap suatu masalah. Dan biasanya, orang yang banyak membaca akan lebih banyak diam dan mendengar. Bukankah pepatah mengatakan Tong Kosong Nyaring Bunyinya. 

Dan buku, bagi saya selalu membawa pada pengetahuan baru. Ceruk yang sebelumnya tak tersentuh. Buku menyimpan berjuta keajaiban yang di dalamnya ditemukan mutiara.

Lewat buku pulalah saya bisa menemukan kata bijak. Pesan yang sangat mendalam dari khalifah Ali Bin Abi Thalib.

“Tidak perlu menjelaskan siapa dirimu kepada siapa pun. Karena yang menyukaimu tak butuh itu & yang membencimu tidak akan percaya.”
Ali Bin Abi Thalib RA


Sekian Artikel Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu

Sampailah kita pada akhir artikel Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk sobat semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
sobat sekarang membaca artikel Aku, Buku dan Rasa Ingin Tahu dengan alamat link https://cerdaskotamobagu.blogspot.com/2018/04/aku-buku-dan-rasa-ingin-tahu.html


EmoticonEmoticon