Showing posts with label IKF BCA. Show all posts
Showing posts with label IKF BCA. Show all posts

Wednesday, 17 October 2018

Indonesia Knowledge Forum 2018, Hadirkan Inspirasi Transformasi Digital

Transformasi digital sudah terjadi dalam kehidupan manusia, hal yang mengubah bagaimana perilaku masyarakat. Mulai dari kebiasaan masyarakat dalam bertransaksi perbankan, sebagian besar transaksi sudah dilakukan di luar kantor cabang (seperti: mobile banking dan internet banking). Sehingga dunia usaha perlu melakukan inovasi berdasarkan perilaku masyarakat masa kini.

Memahami transformasi digital yang terjadi dan dampaknya terhadap dunia usaha, BCA melalui BCA Learning Service kembali menggelar Indonesia Knowledge Forum untuk ke-7 kalinya. Pada setiap tahunnya tema yang diangkat berbeda-beda, pada Indonesia Knowledge Forum 2018 mengangkat tema "Fostering Innovation and Creating Value Through Digital Transformation".

Inovasi Melalui Transformasi Digital

Indonesia Knowledge Forum 2018 berlangsung selama dua hari pada 9-10 Oktober 2018, berbagai pembicara yang kompeten dihadirkan untuk berbagi ilmu, pengetahuan, dan inpirasi dalam membangun inovasi melalui transformasi digital.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja hadir dan menyampaikan opening speech pada Indonesia  Knowledge Forum 2018 bahwa perkembangan teknologi dan transformasi digital menjadi sebuah keharusan. Saat ini 93% transaksi yang dilakukan nasabah BCA berada di luar kantor cabang,  sehingga BCA sudah masuk ke layanan digital.

Dalam proses digitalisasi bisnis, tentunya tak semuanya berhasil. Dalam industri fintech yang marak saat ini, perlu kreativitas agar bisa terus berinovasi dan bertumbuh. Diibaratkan salah satu merk bakmi yang terkenal, tak semua penjual bakmi bisa meraih pencapaian tersebut, diperlukan kualitas produk yang baik dan kepercayaan masyarakat.


Sekretaris Jendral Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono menyampaikan perubahan perilaku masyarakat, lebih baik ketinggalan dompet dibandingkan handphone.  Dikarenakan kini "dompet digital" sudah ada di smartphone dan untuk mendapatkan layanan transportasi.

Masyarakat cukup senang menggunakan jasa transportasi berbasis aplikasi. Kemudahan untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain, tanpa perlu transit dahulu. Penerapan transformasi pun sudah akan mulai diterapkan, seperti dalam mekanisme e-Tilang.


Acara Indonesia Knowledge Forum 2018 resmi dibuka oleh jajaran direksi dan komisaris BCA, serta Sekretaris Jendral Kementerian Perhubungan. Tak hanya acara forum saka, melainkan juga tersedia area Expo, tersedia berbagai stand yang menarik untuk dikunjungi oleh peserta.

Berbagai Sesi Inpiratif Transformasi Digital pada Indonesia Knowledge Forum 2018 

Pada hari pertama Indonesia Knowledge Forum 2018, diawali dengan pembahasan oleh Anton Hermanto Gunawan (Ekonom) yang membahas keadaan ekonomi Indonesia saat ini. Secara fundamental saat ini nilai tukar Rupiah ada pada 14.600, tetapi ada beberapa faktor (salah satunya defisit neraca transaksi) yang mendorong pergerakan rupiah melewati angka Rp15.000.


Pada hari kedua Indonesia Knowledge Forum 2018, dikemas dengan sesi seminar pararel dengan empat pilihan topik. Ada dua topik yang cukup menarik perhatian saya, perihal digitalisasi layanan wealth management dan digitalisasi customer service berbasis Artificial Intelligent (AI).

Digitalisasi Layanan Wealth Management Berbasis Artificial Intelligent

CEO Bambo Singapore Ned Philips menjelaksan, layanan wealth management menggunakan robot di beberapa negara sudah menjadi trend. Semakin sibuknya kegiatan manusia, bahkan sampai 86% di antara tidak memiliki waktu mengurusi keuangan, sehingga layanan "Financial Advisor berbasis AI" cukup diminati. Proses dalam pembuatan renca keuangan berbasis AI, berdasarkan data-data yang diminta.


Hanya memerlukan 2,5 menit untuk dapatkan hasil yang bisa digunakan untuk mengambil keputusan. Namun, tetap diperlukan sentuhan manusia, AI masih ada kemungkinan melakukan kesalahan. Kuncinya carilah dan coba layanan yang menjawab kebutuhan.

Transformasi Digital Customer Service dengan Artificial Intelligent

Artificial Intelligent (AI) bisa dimanfaatkan untuk memberikan layanan customer service berbasis chatbot, perusahan bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan. Karena pelanggan saat mengalami masalah, tidak peduli yang melayani manusia ataupun robot, asalkan permasalahannya bisa diselesaikan.


CEO Glair Michelle Setyawati Handaka menjelaskan ada beberapa jenis chatbot yang bisa digunakan: Buttons, Task Based NLP, dan Open Domaim Chichat yang memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Namun, jika dalam penggunaan untuk tujuan customer service yang paling tepat menggunakan kombinasi antara Buttons dan Task Based NLP.

Inspiring Closing Indonesia Knowledge Forum 2018

Acara Indonesia Knowledge Forum 2018 ditutup dengan Inspiring Closing Ceremony bersama Handry Satriago, CEO General Electric Indonesia yang menyampiakan tranformasi digital terhadap bisnis General Electric, salahnya pemasok mesin pesawat dengan inovasi dan teknologi terbaru.


Turut hadir Brigjen Pol Rachmad Wibodo, Direktur Cybercrime POLRI menyampikan masyarakat untuk bijak "Saring Sebelum Sharing" informasi yang didapatkan melalui internet.


Trend kejahatan di dunia maya semakin meningkat, didominasi "Illegal Access", masyarakat perlu berhati-hati. Dengan tidak memberikan data-data pribadi, kepada pihak lain yang tidak bertanggungjawab.

Kesimpulan:
Selama berlangsung dua hari Indonesia Knowledge Forum 2018 terselenggara untuk memberikan inspirasi, khususnya bagi pelaku usaha untuk mendorong dan memperkuat inovasi melalui melalui transformasi digital.

Thursday, 5 October 2017

Indonesia Knowledge Forum 2017 Hari Kedua: Manfaat Teknologi Digital untuk Pertumbuhan Bisnis

Pada Indonesia Knowledge Forum 2017 hari pertama, lebih banyak pembahasan tentang keadaan perekonomian digital Indonesia saat ini. Pada hari kedua pembahasan lebih banyak ke manfaat ekonomi digital bagi bisnis.


Diawali dengan sesi seminar "Bagaimana Menggabungkan Strategi Bisnis Offline dan Online" berdasarkan apa yang sudah dilakukan Alfamart oleh pak Anggara Hans Prawira, CEO PT Sumber Alfaria Trijayaja.


Kita tentu tak asing lagi dengan gerai toko berwarna merah yang hadir di dekat rumah kita, bernama Alfamart. Tahun ini Alfamart memasuku usia yang ke-17 tahun dan memiliki 13.376 gerai di seluruh Indonesia. Alfamart sejak tahun 2003 sudah mulai menggunakan channel digital untuk berbagi tips, pada 2010-2015 Alfamart mulai membangun aset digital, pada 2016-2018 pada masa konversi, dan mulai 2018 dilakukan personalizations. Bahkan saat ini di Alfamart menyediakan 330 Digital Avatar (DAV) untuk menempatkan iklan.



Alfamrt sukses membangun aset digital terutama di Official Account Line dengan 15 juta followers. Tahun lalu pada periode campaign Alfamart bersama Line, periode 22 Oktober-28 November 2016 terjadi penjualan 176 Milyar. Pada campaign koin Stawars Alfamart meraih reach 450 Juta di media sosial. Pelanggan Alfamart berdasarkan member yang terdaftar ada 8,5 juta orang, berusia 21-30 tahun, dan didominasi oleh perempuan.


Namun, Alfamart juga mempunyai pembelajaran dari Alfacart yang sempat berjalan satu tahun, 80% transaksi pembayaran dilakukan secara tunai di Alfamart dan 85% transaksi diambil di toko. Alfamart kini menempatkan Alfacart sebagai agregator untuk pembelian groceries. Alfacart menjadi bagian dari lima pilar bisnis Alfamart saat ini: Alfamart Micro Apps (AMA), Alfamind, Alfa Purchase Point, Alfacart as Aggregator, dan Alfagift.


Pada sesi selanjutnya pak Irvan Yasni, CTO Sinarmasland mempresentasikan, bagaimana Sinarmasland membangun BSD City untuk mendukung ekosistem bisnis digital. Di kawasan BSD City penataan kabel fiber optik diatur di area khusus bernama "Meet Me Room 1 dan 2", kemudian baru disalurkan ke rumah. Hal ini untuk mengantisipasi galian kabel fiber optik secara  sembarangan. Bahkan tersedia akses wifi public gratis, cukup  login via aplikasi One Smile. Sinarmasland juga menyediakan layanan Cloud yang sudah bekerjasama dengan berbagai negara.



Usai jam makan siang sesi dilanjutkan dengan sesi diskusi "Bagaimana Cara Menciptakan Ekosistem Kreatif dan Kolaborasi untuk mengembangkan Ekonomi Digital" bersama pak Alexander Rusli (CEO Indosat Ooredoo), Hengky Prihatna (Country Industry Head Google Indonesia), dan pak Kusumo Martanto (CEO Bliblicom). Pak Alexander memaparkan bagaimana mengubah budaya perusahaan di Indosat Ooredoo, pak Hengky memaparkan hasil riset Indonesia Venture Capital Outlook 2017, dan pak Kusumo menjelaskan kunci membangun ekosistem inovasi di Blibli.




Berlanjut ke sesi penutup dengan kesimpulan dari berbagai seminar Indonesia Knowledge Forum 2017 oleh pak Jahja Setiaatmadja, diharapkan bisa memberikan pengetahuan untuk pengembangan bisnis lewat pemanfaatan ekonomi digital. Berlanjut ke Inspire Closing Speech oleh Pak Ignatius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia.


Pak Jonan berbagai pengalaman menerapkan teknologi di PT Kereta Api Indonesia untuk melakukan transformasi bisnis. Hal itu berdampak pada pendapatan PT KAI yang meningkat. Saat dipercaya menjadi Menteri Perhubungan RI pak Jonan mengagas aplikasi untuk memantau waktu penerbangan maskapai. Saat ini sebagai Menteri ESDM dimplementasikan teknologi lewat berbagai aplikasi One Map ESDM, aplikasi Monitoring Produksi Batubara, aplikasi Sistem Perizinan Online, Dashborad Biro Keuangan, dan aplikasi Magma Indonesia

Pak Jonan mengajak seluruh peserta untuk menonton video dari Jack Ma tentang kebutuhan EQ, IQ, and LQ, juga video bagaimana pemerintah India memperlakukan sistem lesscash yang kini sudah menjangkau 90% penduduk India. Seluruh peserta diajak untuk fleksibel dalam menghadapi perubahan dan memanfaatkan ekonomu digital untuk terus mengembangakan inovasi bisnis.

Tuesday, 3 October 2017

Indonesia Knowledge Forum 2017 Hari Pertama: Memahami Keadaan Ekonomi Digital Indonesia Saat Ini

Indonesia Knowledge Forum 2017 (IKF 2017) kembali digelar ke-7 kalinya pada 2-3 Oktober 2017  dengan tema "Elevating Creativity & Innovation Through Digital Collaboration" di Hotel Ritz Carlton, Sudirman.


Acara diawali dengan opening speech dari pak Cyrillus Harinowo, Komisaris BCA: "Membangun Negeri lewat Pengetahuan." Acara berlangsung selama dua hari sebagai bagian dari komitemen BCA untuk peningkatan kualitas SDM Indonesia, turut menghadirkan 23 pembicara dari berbagai bidang yang memberikan pengetahuan dan inspirasi.


Dilanjutkan dengan keynote speech oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, pak Rudiantara  mengapresiasi BCA atas acara IKF 2017 yang terselenggara. Pak Rudiantara menyampaikan adanya proses bisnis yang berubah dan membagikan intisari buku "Think Like Startup", saat ini perusahaan dituntut berorientasi pada "Customer Focus".

Pola perilaku konsumer berubah seiring perkembangan dunia digital yang berkembang. Pemerintahpun turut berperan dalam pemeratan jaringan internet di seluruh Indonesia, pada tahun depan rencamanya daerah Natuna bisa menikmati layanan internet. Ada tujuh hal yang akan diubah oleh pemerintah untuk mendukung perkembangan ekonomi digital Indonesia:  SDM, Pendanaan, Perpajakan, Consumer Education dan Protection, Logistik, Cyber Security, dan Infrastuktur TIK (jaringan internet).



Dilanjutkan sesi pembukaan expo dan sesi seminar "Peta Perekonomian Indonesia di Era Digital". Pak Faisal Basri seorang pengamat ekonomi dan staf khusus Bu Susi Pudjiastuti memaparkan data-data keadaan perekonomian Indonesia saat ini. Ada perubahan perilaku masyarakat untuk menyimpan uang lebih banyak di bank, dibandingkan untuk digunakan konsumen untuk berjaga-jaga (terlebih pasca Pilkada Jakarta). Sehinggga tak ada korelasinya turunnya pendapatan perusahaan  dengan daya beli masyarakat.

Usai jam makan siang kembali kami belajar tentang bagaimana ekonomi digital, mendukung bisnis yang sudah ada saat ini dengan pembicara dari Mckinsey Indonesia. Ekonomi digital "disrupted atau menggangu" bisnis berjalan saat ini, mulai dari hadirnya berbagai layanan digital seperti Uber and Airbnb. Perusahaan harus terus berinovasi menggunakan teknologi internet, cloud, Internet of Things, dan big data & cara analisanya.

Lalu bagaimana jika perusahaan tidak siap? Ada perusahaan di luat negeri yang melakukan akuisisi untuk masuk dalam ekonomi digital. Akusisi yang dilakukan bank Spanyol,  Banco Bilbao Vizcaya Argentaria (BBVA) kepada perusahaan fintech bernama Simple. Mulai dari proses bisnis, model bisnis, ekosistem digital, dan terus berinovasi. Garuda Indonesia, Matahari Mall, Go-Jek, dan Tokopedia contoh perusahaan di Indonesia yang sedang dan terus berinovasi menggunakan teknologi digital.



Hari pertama IKF 2017 ditutup dengan sesi seminar "Bagaimana Membangun Strategi Berinvestasi di Perusahaan Startup" bersama Ashraf Sinclair, celebrity investor yang tergabung dalam 500 Startups asal Silicon Valley dan Sebastian Togelang, Founder dan Managing Kejora Group. Masih sangat besar peluang untuk berinvestasi di perusahaan startup yang akan terus berkembang di dunia dan Indonesia. Bahkan investor dari luar negeri seperti Alibabab berinvestasi di beberapa perusahaan startup yang ada di Indonesia.




Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2017 hari kedua juga menghadirkan pembicara yang dinantikan, pembahasan bagaimana perusahaan memanfaatkan ekonomi digital untuk mendukung pertumbuahn bisnis.