Showing posts with label Fintech. Show all posts
Showing posts with label Fintech. Show all posts

Sunday, 9 December 2018

Fintech Solusi Keuangan Masyarakat yang Gak Bisa Akses Bank

Sunu Widyatmoko Wakil Ketua AFPI dan CEO Dompet Kilat

Fintech mulai hangat di bicarakan depanan ini. Terutama di kalangan pengguna whatsapp atau orang-orang yang minimal punya hape dan sering berinteraksi di sosial media. Apa itu Fintech? nah tulisan saya kali ini mencoba menyederhanakan penyampaian soal fintech untuk pembaca. Semoga saja semakin sederhana dan mudah di mengerti. 

Seorang teman pernah bercerita bahwa dirinya di telpon oleh seorang debt collector dikarenakan nomor hape miliknya terdapat dalam phone book seseorang. Ditelpon debt collector? woo ada apakah ini, tentu menjadi pertanyaan dan menduga-duga ada apa yekan. 

Ada juga cerita lainnya yang mengatakan bahwa seorang teman saya, tiba-tiba masuk dalam sebuah grup whatsapp yang isinya semua orang yang terhubung dengan salah satu pemilik nomor hape yang sedang dalam masalah dengan debt collector. Nah, debt collector lagi nih, mari kita pelajari lebih dalam lagi. 

Kita tahu debt collector adalah petugas penagih hutang. Persoalannya adalah kenapa mereka menghubungi orang yang nomor hapenya terdapat dalam phone book seseorang yang mereka cari? Disinilah letak masalah fintech mencuat ke permukaan. 

Fintech menjadi tempat orang bertransaksi pinjam meminjam yang dikenal dengan produknya Peer to Peer Lending (P2P Lending) yang artinya kesepakatan antar kedua belah pihak untuk melakukan transaksi tertentu dalam bentuk pinjaman yang disepakati oleh kedua pihak. 

Fintech disini menjadi pihak pemberi hutang kepada nasabahnya (Debitur) sedang peminjam (nasabah) menjadi (Kreditur). Keduanya bersepakat menjalani perjanjian pinjaman dengan nilai tertentu dan dengan skema pembayaran tertentu. 

Fintech hadir di masyarakat sebenarnya sebagai solusi mendorong peningkatan inklusi keuangan. Namun di tengah jalan dengan regulasi yang seiring berjalan ini menimbulkan sedikit problem di tengah masyarakat. Dengan cara-cara penagihan debt collector yang membuat orang lain terlibat atau di libatkan.

Para nara sumber dan sesi 1 Blogger Fintech Day
Fintech hadir dengan tujuan menjawab solusi keuangan kepada masyarakat yang tidak dapat menempuh akses perbankan. Fintech atau finansial technologi ini adalah sebuah inovasi dari teknologi finansial yang berkembang secara digital. Berkembangnya teknologi digital juga membawa dampak bagi perkembangan teknologi finansial itu sendiri. 

Tiada yang salah dengan lahirnya sebuah inovasi memang. Sebab sebuah inovasi pada dasarnya adalah sebuah problem solving dari kebutuhan masyarakat itu sendiri. Teknologi hadir untuk mendukung upaya-upaya pemecahan masalah masyarakat pada umumnya. 

Terlebih fintech yang tercipta dan hadir dalam masyarakat menjawab kebutuhan finansial masyarakat yang tidak "terjamah" oleh bank. Sebab masih banyak masyarakat yang membutuhkan akses finansial yang terkendala dengan beberapa persyaratan dan birokrasinya. Regulasi konvensional menjadi dasar perbankan yang hingga kini masih menjadi gap antara beberapa anggota masyarakat dengan bank. 

Fintech menjadi solusi menyambung gap tersebut. Hanya dengan nomor hape saja sebuah fintech bisa memberikan analisa dengan cepat bagaimana nilai kredit yang dapat diberikan kepada seseorang. Untuk produk Peer to Peer Lending Cash Loan inilah yang paling banyak diminati oleh sebagian orang. 

Pinjaman dalam bentuk fresh money yang didapat hanya dalam hitungan jam saja membuat orang menjadi mudah tergiur. Terlebih masyarakat perkotaan yang kehidupan mereka penuh dengan iming-iming kemevvahan dan gaya hidup jetset. 

Siapa yang tidak tergiur dengan jumlah pinjaman dalam waktu singkat dan hanya memerlukan persyaratan yang tidak merepotkan. Hanya dengan nomor hape dan sehelai scan KTP saja sudah cukup mendapat credit score.

Nara sumber sesi 2 Blogger Fintech Day
Sementara di desa atau di pelosok sana ada masyarakat yang membutuhkan permodalan atau bantuan finansial dalam usaha mereka. Seperti para nelayan dan petani nelayan yang benar-benar membutuhkan permodalan namun sangat sulit mengajukan pinjaman ke bank tanpa agunan. 

Banyak hal memang yang menjadikan fintech sebagai solusi, katakan saja ada seorang kontraktor yang sedang menjalani projek berikutnya namun tidak memiliki modal yang cukup. Sementara proses pembayaran proyek sebelumnya masih tertunda. Ada cashflow yang terhambat disini dan solusi konvensional yang sering kali menghadang dengan persyaratan tersedianya jaminan atau agunan. 

Secara digital semua menjadi mudah, rekam jejak seseorang dengan alur finansial yang sehat atau tidak sehat, dengan mudah di ketahui. Penentuan kredit score bagi seseorang untuk mendapatkan pinjaman P2P Lending dengan cepat dapat diketahui dan eksekusi pencairan dananya. 

Fintech pun diatur oleh regulasi pemerintah, tidak serta merta hadir di tengah masyarakat dengan memberikan kemudahan pinjaman tanpa aturan yang mengikat batasan cakupan mereka dalam beroperasi.   

Hanya Fintech yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang boleh menjalani operasinya. Sebagai bentuk  tanggung jawab pemerintah dalam mendukung dan melindungi pertumbuhan inovasi teknologi finansial. 

Dan cara-cara penagihan yang diatur oleh Fintech yang terdaftar di OJK juga telah memiliki Standar of Procedural (SOP) yang lebih baik dalam penagihan. Perlindungan terhadap konsumen di junjung tinggi dan tidak meresahkan. 

Jadi jika ada kejadian seperti diatas, maka perlu dipertanyakan hal berikut ini. Apakah fintech tersebut terdaftar di OJK? Jika tidak tentunya menjadi jelas bahwa cara-cara yang dilakukan fintech tersebut adalah cara yang sangat meresahkan. Masyarakat wajib melaporkan  kejadian tersebut kepada pihak yang berwenang. 

Tulisan ini dipersembahkan untuk ajang Blogger Fintech Day yang diselenggarakan di Intro Jazz Cafe BSD Tangerang pada tanggal 24 November 2018. Hadir sebagai Narasumber di acara ini Sunu Widyatmoko Wakil ketua AFPI, CEO Dompet Kilat juga sekaligus Ketua Bidang Pinjaman Cash Loan Aftech. Kuseryansyah Ketua Harian Aftech. Di moderatori oleh Andika Deskartes Blogger Finansial dan Finansial Planner, juga di hadiri dan di ikuti oleh beberapa Fintech yang turut mendukung acara ini seperti Rupiahplus, Aktivaku, Kredit Cepat, Cashwagon, Kredit Pro, Taralite dan lain-lain. 

Para Fintech yang hadir dalam acara Blogger Fintech Day ini sangat bervarian. Ada yang berfokus pada pinjaman permodalan petani nelayan Rumput Laut, permodalan temporer seperti Aktivaku dan lain-lain. 

Demikian dahulu, sampai bertemu dalam tulisan saya berikutnya. 
Salam.

Friday, 7 December 2018

Memahami Bagaimana Fintech Memudahkan Kehidupan Kita

Teknologi sudah banyak manfaat bagi kehidupan manusia, termasuk dalam mempermudah berbagai aktivitas. Namun, kemudahan yang ditawarkan perlu disikapi dan digunakan secara bijak. Beberapa waktu terakhir ada berita yang cukup heboh tentang pinjaman online melalui aplikasi, tetapi sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?

Financial technology atau fintech sejak beberapa tahun terakhir berkembang cepat, masyarakat mulai mengenal fintech dengan layanan pembayaran. Saat ini kita sudah merasakan kemudahan bertransaksi, bahkan untuk membayar belanjaan cukup lakukan scan QR Code dengan aplikasi.

Menjelang pertengahan tahun 2015 mulailah diperkenalkan suatu layanan pinjaman online oleh suatu perusahaan, kebetulan saya diundang pada acara launching layanan tersebut. Awalnya saya cukup kaget dengan konsep pinjaman secara online, terlebih jangka waktu kurang dari satu bulan.

Sekalipun bunga yang ditawarkan cukup besar, tetapi memang sebanding dengan risiko yang ditanggung oleh perusahaan yang memberi pinjaman. Masyarakat pun banyak yang sudah melakukan pinjaman melalui layanan pinjaman online tersebut.

Kembali Mempelajari Fintech

Setelah cukup lama saya lebih memperhatikan fintech pembayaran, tanpa saya sadari fintech pinjaman online sudah berkembang semakin cepat. Tidak sekedar layanan pinjaman cepat (payday loan), tetapi juga hadirnya layanan pinjaman berbasis P2P Lending di Indonesia baik dalam platform website dan aplikasi. Saya jadi ingin kembali memperdalam pengetahuan tentang fintech, khususnya fintech P2P Lending yang dikenal masyarakat sebagai pinjaman online.

Kebetulan tenyata ada acara yang menarik #BloggerXFintechDay yang diselenggarakan oleh Ruphiah, bekerjasama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pada Sabtu, 24 November 2018 di BSD, Tangerang Selatan.

Acara #BloggerXFintechDay mengangkat tema "Financial Technology as Solution not the Problem" yang menarik bagi saya. Jika ada anggapan hadirnya fintech (dalam hal ini pinjaman online) adalah masalah, melalui acara ini para pelaku fintech akan menjelaskan apa sebenarnya solusi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Memahami Cara Kerja Fintech

Turut hadir juga pak Sunu Widyatmoko selaku Wakil Ketua AFPI & CEO Dompet Kilat yang menyampaikan tantangan terbesar dari Fintech adalah edukasi. Adanya anggapan negatif masyarakat terhadap pembiayaan online, padahal ada banyak hal yang positif.


Fintech menawarkan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman, jika dibandingkan melalui perusahaan jasa keuangan. Namun, diperlukan akses jejak digital melalui smartphone yang mengajukan pinjaman, seperti nomor kontak darurat yang tersimpan di daftar kontak. Faktor kepercayaan menjadi hal yang diperhatikan oleh pelaku usaha fintech, cara memastikannya dengan melihat jejak digital dari smartphone.

Peluang dan Perkembangan Fintech di Indonesia

Fintech di Indonesia semakin berkembang di Indonesia, Ketua Harian AFTECH pak Kuseryansyah memaparkan potensi perkembangan fintech di Indonesia dikarenakan layanan yang inovatif. Bahkan tidak hanya sebagai peminjam, masyarakat bisa menjadi investor (pemberi dana pinjaman) mulai dari Rp50.000 saja.


Melalui fintech masyarakat dipertemukan antara pemilik dana dan orang yang membutuhkan dana. Masih ada sekitar 60 juta pelaku UMKM yang belum tersentuh pembiayaan konvesnional, tetapi membutuhkan dana pengembangan bisnis, itulah yang menjadi pasar potensial bagi fintech.

Masih ada gap kebutuhan pembiayaan sebesar 1.000 Triliun di Indonesia, gap inu bisa diatas dengan fintech. Sehingga sebenarnya fintech tidak menganggu bisnis perbankan, karena adanya kebutuhan pembiayaan yang tidak bisa dipenuhi masyarakat.

Tantangan fintech ke depan masih perlunya edukasi dan sosialisasi, sehingga tidak timbul pendapat negatif pada fintech. Di Indonesia layanan fintech P2P Lending ada tiga jenis: Pembiayaan produktif, pembiayaan syariah, dan pembiyaan multiguna (Consumer Loan). Sejak Januari hingga September 2018 pertumbuhan fintech mencapai 440% dengan total penyaluran dana sebesar 11,8 Triliun.

Teliti dalam Memilih Perusahaan Fintech
Namun, masyarakat perlu teliti pastikan perusahaan fintech Peer to Peer Lending yang terdaftar di OJK, karena sudah memenuhi standar bisnis untuk jangka panjang. Saat ini sudah ada 73 fintech P2P Lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuanhan (OJK), hadir sebagai solusi pinjaman masyarakat untuk keperluan produktif dengan jangka waktu singkat harian sampai bulanan.

Fintech hadir berkat adanya teknologi, sebanyak 60 juta pemilik smartphone belum mendapatkan akses pinjaman ke bank. Sehingga fintech membantu mempertemukan antara peminjam dan pemberi pinjaman, peminjam pun diseleksi menggunakan jejak digital untuk menentukan layak tidaknya menerima pinjaman, apakah peminjam mampu untuj melakukan pembayaran.

Di Indonesia sudah ada aturan dan code of conduct tentang fintech, sehingga bukanlah "Predator Loan" karena ada besaran jumlah maksimal 100% dari tagihan. Jika ada keluhan dari masyarakat terhadap layanan fintech, bisa disampaikan melalui OJK.

Berbagai Layanann Fintech dengan Target Pasar yang Berbeda

Bu Asri Anjarsari dari Cash Wagon menjelaskan layanan P2P Lending  memang menyasar segmen masyarakat yang unbankable. Namun, berkat bantuan teknologi masyakat bisa mendapatkan pinjaman yang lebih cepat.  Bahkan masyarakat bisa menjadi "investor" sebagai pemberi pinjaman dengan return yang menjanjikan.


Pada umumnya saat pengajuan pinjaman pada perusahaan jasa keuangan diperlukan analisa oleh analis kredit, melalui jejak digital di smartphone peminjam perusahaan proses analisa bisa lebih cepat dilakukan. Bahkan peminjaman pada Cash Wagon pengguna tidak akan dikenakan denda, selama melakukan pembayaran tepat waktu.

Begitu pula dengan penjelasan dari pak Bimo Adhiprabowo dari RupiahPlus, menjelaskan melalui fintech,  proses kemudahan mendapatkan pinjaman bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Jika terjadi "gagal bayar" pada peminjam, sebenarnya bisa  didiskusikan kepada layanan yang memberikan pinjaman untuk mendapatkan restrukturisasi.


Ada pula fintech yang fokus pada pembiayaan segmen masyarakat UMKM seperti Teralite dan Kredit Pro. Bahkan ada fintech bernama Aktivaku yang memiliki layanan pembiayaan yang spesifik untuk: Project Financing, Take Over Kredit, Uang muka, Rumah, dan pembiayaan berbasis invoce dengan jangka waktu maksimal satu tahun.

Ada pula layanan dari Pinduit yang mengkhususkan pada segmen pinjaman untuk keperluan pendidikan, dikarenakan di Indonesia belum banyak lembaga keuangan yang memiliki produk untuk keperluan pendidikan. Tidak hanya untuk jenjang pendidikan formal, biaya pendidikan non formal, dan short course bisa disedaikan dengan pembiayaan dari Pinduit.



Kesimpulan: Fintech dengan berbagai jenis layanan untuk target yang spesifik dan inovatif menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Kekurangan belum adanya akses pada data kependudukan dan sistem informasi debitur, tidak menghalangi pelaky fintech untuh memudahkan dmasyarakat dalam mendapatkan akses pinjaman.

Wednesday, 7 November 2018

Makin Cashless Bayar-bayar di Merchant Pakai AkuLaku

Beli pizza pakai AkuLaku
 
Nah buat manteman yang suka gak mau repot bawa-bawa uang kes kini makin tambah senang pastinya. Karena sekarang nambah lagi nih pemain fintech yang bisa buat bayar-bayar di merchant langganan kalian AkuLaku

Beberapa waktu lalu saya ikutan launching Fitur baru AkuLaku yaitu Fitur Kredit Offline [6/11] di Suasana Resto di Kawasan Setia Budi Kuningan Jakarta yang dihadiri oleh Media, Blogger dan Influencer.  Saya menjadi salah satu yang hadir sebagai blogger bersama beberapa yang lainnya. Komisaris AkuLaku Martha Adlina juga hadir bersama yutuber Arif Muhammad dan MC kondang Enzy Storia. 

Martha Adlina Komisaris AkuLaku
AkuLaku merupakan aplikasi kredit virtual terbesar di pasar Asia Tenggara yang telah menyediakan layanan kredit online. Namun sekarang  tidak hanya kredit online saja tetapi kredit offline juga sudah bisa dilakukan. 

AkuLaku kredit offline mulai diperkenalkan sejak agustus 2018 lalu dan kini sudah bekerjasama dengan lebih dari 20.000 merchant di seluruh Jabodetabek. Ada toko kelontomg, warung-warung makanan, dan masih akan bertambah lagi hingga menyebar di seluruh Pulau Jawa. 

Awalnya memang saya kurang mengerti apa itu AkuLaku, hanya beberapa kali lihat di iklan dalam commutrer line dan membaca di feed sosmed saya saja. Nah setelah mengikuti acara Launching fitur kredit offline ini saya jadi punya pengalaman baru. 

Jadi saat launching saya diperkenalkan dengan cara baru membayar makanan di warung, hanya dengan scan barcode di toko menggunakan hape saja. Seperti yang saya lakukan saat membeli Pizza ini. Tinggal pesan dan lakukan pembayarannya dengan Scan Barcode, lalu Pizza saya terima. Bayar-bayarnya cashless banget cukup pakai hape.

Narasumber berfoto bersama
Prakteknya memang gampang banget dan memudahkan buat saya. Sebagai kaum milenial yang selalu menggenggam hape dan kebutuhan yang selalu tak disangka. Nah disinilah peran AkuLaku, di saat meeting dengan klien untuk bayar-bayarnya #AntiRibetClub deh #tinggalscan tanpa perlu menggunakan kartu kredit. 

Sebelumnya AkuLaku telah menjadi penyedia Kredit Online yang memberikan kemudahan dalam pengajuannya. Gak perlu waktu lama, dan limit kredit yang juga cukup besar antara 3 juta hingga 20 juta rupiah. Limit kredit dapat digunakan untuk kredit barang dengan pembayaran 1, 2,  3, 6, 9 hingga 12 bulan. 

Tentunya pengajuan kredit barang tertentu yang sudah bekerja sama dengan AkuLaku seperti Shopee, Bukalapak, JD.ID, Blibli dan lain-lain. Pengajuan kredit online pun juga gak perlu waktu lama. Untuk mendapat persetujuan hanya membutuhkan waktu 30 menit hingga 6 jam saja, tidak sampai 24 jam lho. 

Pengalaman saya saat mengajukan kredit online hanya 5 jam saja. Saya ajukan pukul 10.00 lalu kemudian pada pukul 15.00 mendapat konfirmasi persetujuan limit kredit dan berbagai bonus vocer belanja di merchant. 

Buat saya kredit online ini hanya untuk berjaga-jaga saja disaat cashflow saya sedang dalam kondisi yang sangat minim. Sebagai freelancer memang rejekinya tak tentu. Sebab pembayaran dari klien yang sering mundur dari waktu yang sudah ditentukan tak bisa di hindari.

Pemilik Merchant yang sudah bekerjasama dengan AkuLaku
Bunga nya pun terbilang rendah, antara 15 % sampai 20% setahun.  Oiya untuk menyambut peluncuran fitur baru kredit offline ini banyak juga program promosi dengan merchant yang menyediakan potongan hingga 50% setiap kali bertransaksi di semua toko atau warung yang bekerjasama dengan AkuLaku. 

Promo ini akan berlangsung hingga akhir Desember 2018 dan dapat digunakan untuk bertransaksi tanpa batas minimum. Promo menarik ini dapat dimanfaatkan untuk membeli kebutuhan sehari-hari di toko atau warung yang memasang tanda AkuLaku. 

Cara menggunakan AkuLaku kredit di toko-toko offline sangat mudah, cukup dengan 3 langkah berikut:

  1. Buka Aplikasi AkuLaku, klik icon pada pojok kanan aplikasi
  2. Arahkan kamera ke area barcode yang ada di merchant AkuLaku
  3. Verifikasi menggunakan OTP (one time password) untuk melakukan transaksi.

AkuLaku resmi diperkenalkan di Indonesia pada bulan Juni 2016 dan sampai saat ini sudah melayani lebih dari 10 juta pengguna dengan fasilitas kredit. Aplikasi AkuLaku juga telah terdaftar sebagai penyelenggara sistem elektronik di Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. 

PT Akulaku Finance Indonesia dalam group Akulaku telah terdaftar sebagai mulifinance serta memiliki izin usaha resmi dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan). AkuLaku juga telah berkembang di berbagai negara meliputi Indonesia, Vietnam dan Filipina. 

Demikian 
Salam,


Saturday, 1 September 2018

Memahami Bisnis Peer to Peer Lending Cash Loan di Indonesia

Layanan Peer to Peer Lending Cash Loan saat ini cukup populer di masyarakat, adanya kebutuhan bagi masyarakat untuk mendapatkan pinjaman dalam jangka waktu pendek secara online. Bahkan menurut data Asosiasi FinTech Indonesia (Aftech) sudah mencapai 1 juta penerima pinjaman dari keseluruhan perusahaan fintech Peer To Peer Lending Cash Loan di Indonesia. Namun, sebenarnya seperti apa bisnis model bisnis Peer To Peer Lending di Indonesia?

Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Asosiasi FinTech Indonesia (Aftech) bekerjasama dengan Uang Teman menyelenggarakan Media Workshop dengan tema "Memahami Bisnis P2P Lending - Cash Loan" di Kantor Uang Teman. Dipandu oleh pak Dino Martin dari Pendanaancom bersama pak Aji Satria Sulaiman selaku Direktur Aftech, Sunu Widyatmoko selaku Ketua Bidang Pinjaman Cash Loan Aftech, dan Aidil Zulkifli selaku CEO & Founder Uang Teman.


Peer To Peer Cash Loan adalah salah satu bagian dari layanan FinTech, ada layanan FinTech lainnya di Indonesia. Saat ini sudah ada regulasi yang mengatur layanan Fintech P2P Lending Cash Loan, mulai memberikan pembiayaan hanya boleh diberikan kepada individu dengan limit yang tertentu untuk jangka waktu pendek, mekanisme penagihan, besaran fee, dan besaran pinalty yang dikenakan.

Di Indonesia baru sekitar 6% dari penduduk dewasa yang memiliki kartu kredit, sehingga ada "kesenjangan atau gap" akan kebutuhan akan pembiayaan bagi masyarakat. Terlebih untuk jangka waktu pendek dengan jumlah yang tidak besar, masyarakat idak bisa mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal. Sehingga payanan P2P Lending Cash Loan menjadi pilihan pembiayaan oleh masyarakat yang membutuhkan. Namun, masyarakat sebagai konsumen perlu jeli dalam memilih jasa P2P Lending yang legal dan terdaftar di OJK.



Layanan P2P Lending Cash Loan memanfaatkan teknologi untuk memastikan calon peminjam memberikan data yang benar dan valid, dikarenakan pembiayaan yang diberikan secara online tanpa tatap muka. Sehingga ada risiko bahwa data yang diberikan tidak valid, sehingga layanan P2P Lending Cash Loan memastikan dahulu lokasi, profil, dan data-data calon peminjam sebelum pembiayaan diberikan.



Hal tersebut dilakukan agar peminjan mengajukan pinjaman secara bertanggung jawab. Dalam hal keamanan data ada pedoman perilaku layanan pinjaman meminjam uang berbasis teknologi informasi sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pastikan layanan fintech yang menawarkan jasa P2P Lending Cash Loan secara legal terdaftar di OJK.

Praktik ilegal jasa P2P Lending Cash Loan akan merugikan pengguna, karena tidak mengikuti dan tunduk pada peraturan yang disepakati oleh anggota Aftech. Saat ini sudah ada 64 perusahaan fintech P2P Lending Cash Loan yang terdaftar di OJK, sehingga mengikuti regulasi yang berlaku. Termasuk data-data peminjam diperlukan untuk menghindari praktek Money Laundry, pelaku bisnis fintech P2P yang menjadi anggota Aftech memiliki kode etik, termasuk dalam proses penagihan ke konsumen.

Sejak tahun 2014 Uang Teman mulai hadir sebagai pionir P2P Lending Cash Loan di Indonesia. Pada tahun 2017 terdaftar di OJK, pak Aidil Zulkifli selaku founder Uang Teman melihat ada peluang akan kebutuhan pinjaman jangka pendek yang diperlukan masyarakat Indonesia. Untuk proses penagihan Uang Teman menggunakan jasa in-house yang dilakukan oleh karyawan Uang Teman.



Dalam melakukan pemberian pembeiayaan secara cash Loan Uang Teman, peminjam bisa melihat secara transparansi dengan mengakses aplikasi,  besaran biaya yang dibebankan, sehingga ada keterbukaan, dan pengguna tidak merasa dirugikan. Saat ini pun proses pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat, tidak menggunakan sistem bunga berbunga.

Namun, sistem pembiayaan dengan besaran fee tertentu yang dibebankan kepada pengguna berdasarkan besaran risiko yang dihadapi oleh layanan P2P Lending. Seandainya pun peminjaman tidak bisa membayar, hanya akan dikenakan biaya pinalty, dan ditawarkan kemudahan cara untuk membayarnya tanpa dikenakan sistem bunga berbunga.

Melalui layanan P2P Lending diharapkan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, sehingga ada menjadi multiplier effect yang diharapkan hadirnya bisnis fintech di P2P Lending - Cash Loan. Bahkan sudah ada testimoni dari pengguna Uang Teman yang merasa terbantu, sehingga bisa kini bisa menjalankan bisnis kuliner dengan lancar.



Sebanyak 30% dari total pembiayaan dari Uang Teman digunakan untuk usaha produktif atau usaha mikro, sesuai kebutuhan para pengusaha mikro yang membutuhkan dana cepat dan mudah. Bahkan Uang Teman sudah bekerjasama dengan investor perusahaan, seperti J Trust Bank melalui fasilitas pendanaan yang disalurkan kepada masyarakat.

Friday, 31 August 2018

Sekilas tentang Peer to Peer Lending Cash Loan dalam Fintech

Ilustrasi bagaimana Bisnis Model P2P Lending Cash Loan bekerja 

Sekarang ini memang jamannya serba digital, itu sudah gak bisa di pungkiri lagi. Hal apapun itu bahkan termasuk dalam hal pinjam-meminjam uang. Dan digital membuat semua aliran keuangan semakin bisa di pantau dan menjadi index positif bagi nasabah.

Pernah mengalami kan yang namanya antri di sebuah kantor cabang? Proses pelayanan yang banyak menyita waktu dan tenaga. Namun masih tetap ada dan berjalan hingga saat ini. 

Dan pada akhirnya inovasi teknologi  juga berkembang. Tumbuh dalam dinamika kebutuhan masyarakat yang dinamis. Orang-orang ingin dengan mudah mendapatkan pelayanan keuangan dengan mudah dan simpel. Kemudian lahirlah Finansial Teknologi yang sering dikenal Fintech.

Nilai efisiensi yang tinggi dari perkembangan dunia keuangan mendorong banyak kemajuan di berbagai kebutuhan masyarakat. Geliat entrepreneurship yang tumbuh di masyarakat juga membutuhkan suatu layanan finansial yang dapat menjemputnya.

Semua peluang dan motivasi ekonomi bergerak dinamis dan akan selalu bergerak dinamis. Fintech menjadi semacam "nutrisi" bagi kebutuhan produktivitas permodalan segar.
Empat narasumber paten 
Hal ini di ungkapkan oleh beberapa nara sumber yang hadir siang itu. Bincang-bincang santai tapi serius karena menyoal uang berjalan gayeng. Hadir dalam Media Workshop bertajuk "Memahami Bisnis P2P Lending - Cash Loan", tiga narasumber dari Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech). Mereka yaitu : Aji Satria Sulaeman Direktur Aftech, Sunu Widyatmoko Ketua Bidang Pinjaman Cash Loan Aftech, Aidil Zulkifli CEO dan Founder UangTeman dan Moderator Dino Martin sekaligus mewakili pendanaan.com. Jakarta [30/8]. 

Acara ini sendiri diselenggarakan oleh Aftech dan di fasilitasi oleh UangTeman sebagai salah satu fintech yang sudah berkembang hingga saat ini. 

Aji Satria Sulaeman Direktur Aftech
Membuka bincang adalah Aji mengatakan bahwa "Layanan P2P Lending Cash Loan mengisi kesenjangan kebutuhan pembiayaan di Indonesia dan membuka akses bagi mereka yang unbanked (namun layak kredit)". Untuk itu Asosiasi gencar memberikan sosialisasi untuk pemahaman masyarakat akan P2P Lending Cash Loan bersama perusahaan-perusahaan fintech yang sudah bergerak tumbuh. 

Aji memaparkan, Industri fintech terus menunjukan potensinya dalam mendukung layanan keuangan di Indonesia. Dan P2P Lending menjadi salah satu layanan yang pertumbuhannya pesat. Saat ini penyaluran kredit P2P Lending mencapai hampir Rp 7,42 triliun, dengan jumlah pemberi pinjaman 123.000 pihak dan sebanyak 1 juta penerima pinjaman. 

"Sangat besarnya potensi pertumbuhan fintech ini juga memiliki risiko dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Masyarakat juga perlu edukasi pemahaman yang benar akan P2P Lending Cash Loan. Tujuannya untuk menghindari masyarakat akan tawaran pinjaman online yang dapat merugikan masyarakat sendiri", Sunu menambahkan. 
Sunu Widyatmoko Ketua Bidang Pinjaman Cash Loan Aftech
Seperti "Predator Lending" yang prakteknya justru banyak merugikan masayarakat. Praktek ilegal tersebut tidak hanya merugikan secara finansial, tetapi juga diluar dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan yang disepakati oleh anggota Aftech. Maka pilihlah perusahaan-perusahaan fintech P2P Lending Cash Loan yang terdaftar di OJK. "Saat ini sudah ada 64 perusahaan fintech P2P Lending yang terdaftar di OJK", jelas Sunu. 

Fintech harus menjunjung tinggi keamanan data nasabah. Melalui pedoman perilaku layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi yang bertanggung jawab (Code of Conduct for Responsible Lending) merupakan bentuk kepemimpinan industri dalam menciptakan praktik yang lebih transparan, layanan publik yang aman, nyaman, terpercaya, serta industri yang berkelanjutan.

Aidil Zulkifli CEO dan Founder UangTeman
Untuk mengikuti regulasi yang sebagaimana mestinya menurut aturan OJK, sebagi fintech pelopor P2P Lending Cash Loan UangTeman memperoleh sertifikasi ISO/IEC 27001 ; 2013 untuk sistem manajemen keamanan informasi dari layanan P2P Lending Cash Loan. 

Bentuk kontribusi fintech bagi produktivitas pengembangan usaha mikro UangTeman mengungkapkan selama ini sudah 30% pinjaman dari UangTeman digunakan untuk usaha produktif atau usaha mikro. Seperti yang di ungkap Aidil bahwa kontribusi pengembangan di usaha mikro masih besar. Mengingat sektor ini masih sulit mendapatkan permodalan dari pihak bank. 

Namun begitu UangTeman juga sudah bekerjasama dengan beberapa investor institusional seperti J Trust Bank, yakni pemberian fasilitas pendanaan yang akan disalurkan berupa kredit mikro kepada masyarakat melalui platform UangTeman. 

Pada prinsipnya setiap buah dari inovasi adalah hasil problem solving yang hendak menjadikan tatanan semakin baik. Seperti fintech sendiri dengan bertumbuhnya layanan P2P Lending Cash Loan. 

Semua mesti dari akar kebutuhan dan nilai kepercayaan yang dibangun bersama, antara si peminjam dan pemberi pinjaman. Aturan dan segala sesuatu yang disepakati harus berjalan sesuai dengan fungsinya. 

Dino Martin Pendanaan.com 
Asosiasi dan semua pihak dari perusahaan saling menjaga agar tidak terjerumus dalam praktek-praktek yang tidak semestinya seperti money laundry dan predator lending. 

Dino juga menyampaikan bahwa, fintech bertujuan baik. Niat awalnya sudah baik, mari jaga agar tetap menjadi baik. Melalui analoginya ia mengatakan bahwa fintech itu seperti rumah yang mesti sudah berlapis sistem keamanan yang di gunakanya akan tetap rentan dari kemalingan. 

Demikian
Salam.   
Saya Narsis di wall of suggest UangTeman

Monday, 12 February 2018

Sebuah Catatan Abstraksi dari Startup Review Now and Future


Dua Pembicara GDP Power Lunch, Startup Review Now & Future 

Beberapa waktu lalu saya di undang acara keren yang bikin motivasi dan tambah wawasan dunia terkini. Terutama dalam perkembangan dunia startup. Saya bersama teman-teman blogger lainnya di undang oleh Daily Social id dan saya bersyukur bisa menjadi salah seorang yang mendapat kesempatan ini. Acara ini bertajuk GDP Power Lunch, Startup Review Now and Future di Three Bunch Jalan Senopati Jakarta Selatan [8/2].

Dunia startup seperti yang saya fahami adalah dunia penuh terobosan baru dalam hal pemanfaatan teknologi digital demi kemaslahatan. Meski saya juga melihat startup banyak yang muncul dan tenggelam.

Daily Social id belum lama ini menyampaikan Startup Report 2017 sebagaimana dikatakan CEO Daily Social id - Rama Mamuaya. Bahwa setiap tahun dailysocial.id berusaha mengumpulkan semua informasi mengenai ekosistem industri teknologi di Indonesia, dan menerbitkan dalam laporan yang di kemas secara singkat dengan harapan dapat memberi gambaran besar pergerakan industri kepada stakeholder.

Daily social id menjadi media tekhnologi yang fokus pada informasi, edukasi dan riset inovasi. Dapat menjadi sumber dan penyedia data mengenai industri teknologi juga membantu korporasi mengadopsi teknologi melalui digital tranformasi dan korporasi inovasi.

Data yang dipaparkan oleh Rama bahwa Ekonomi Digital Indonesia sedang bertumbuh di tilik dari populasi yang sangat besar. Tercatat pada akhir tahun 2017 terdapat 178 juta pengguna internet menggunakan mobile, 132,7 juta pengguna internet menggunakan laptop. Dan ini merupakan angka yang sangat besar bahwa 132 juta orang aktif bersosial media setiap harinya.

Rama juga menyampaikan bahwa market e-commerce di Indonesia mencapai angka $ 7juta menurut sumber (salah satunya) Amazon. Dan pada tahun 2022 diprediksi akan mencapai dua kali lipat dan secara kooperasi akan mempengaruhi perekonomian bangsa.

Terdapat dua e-commerce lokal dari Indonesia yang mencapai prestasi Unicorn yaitu Tokopedia dan Bukalapak. Dan berjajar dua unicorn setelah nya kategori aplikasi terdapat Gojek dan Grab. Dan ini merupakan startup teratas dari 230 startup yang tercatat ada di Indonesia.

Unicorn merupakan gelar yang diberikan terhadap perusahaan digital yang memiliki nilai valuasi lebih dari $ 1 miliar. Atau berarti nilai dari suatu startup bukan sekedar pendanaan yang di raih dari investor seperti yang diketahui.

Financial Teknologi (Fintech) juga tak lepas dari sorotan dailysocial.id dan menjadi salah satu instrument yang memiliki peranan sangat besar dalam mempermudah transaksi secara digital. Hal ini di dukung dengan regulasi yang jelas dan cepat menyerap penerapan di semua lini. Juga didukung inovasi fintech  yang semakin canggih.

Tercatat fintech Gopay dari Gojek yang menguasai hingga 50% pengguna, e-money 46% dan t-cash 40%, lalu di 25 % tercatat Flazz, Line Pay, Ovo, Brizzi. Dan sisanya berebut pengguna di 4% . Musim politik turut memberi andil besar terhadap perkembangan digital, perubahan secara masiv yang dapat di tempuh oleh startup semakin dilirik oleh mesin politik. Nah soal ini nyata bentuknya saya pun mengangguk hehehe.

Danny Wirianto bersama Rama Mamuaya sedang menyampaikan paparannya

Rama tidak sendiri, kesempatan mendengar paparan kedua datang dari pembicara yang pernah menulis buku motivasi Think Fresh Danny Wirianto. Dikenal juga sebagai CMO GDP Venture dan Angel Investor yang giat menggeluti dunia startup bersama Merah Putih Inkubator.

Danny mengatakan data menjadi sangat penting untuk dapat melihat, membaca perkembangan, mereview yang sudah dilakukan dan terlebih memperkirakan ke deapan seperti apa dunia digital kita. Singkatnya dapat mengukur potensi sebuah prospek bisnis.

Meski laporan dan berita secara internasional di baca setiap hari, namun perlu membaca juga laporan tahun ini untuk mengambil suatu executive summary tentang pergerakan industri dalam ekosistemnya dan melihat prediksi perkembangannya nanti kedepan di tahun berikutnya.

Tren menjadi salah satu pedoman yang di ambil oleh para investor. Tren bisa muncul dari media, kemudian berpadu dengan keinginan masyarakat, lalu investor melalukan prediksi dari fenomena yang ada.

Danny juga menyampaikan ada unicorn yang masih memilih tinggal di Singapura. Padahal pengembangannya sebagian besar di Jakarta. Walaupun mereka memiliki alasan yang sulit di bantah bahwa infrastruktur di sana sudah sangat baik. Begitupun yang memilih tinggal di Jakarta daripada di daerah. Karena Jakarta memiliki jaringan internet yang stabil di banding daerah.

Namun demikian Danny tetap optimis bahwa perkembangan startup di Indonesia ini akan terus bertumbuh. Hanya saja startup itu sendiri yang harus mampu beradaptasi dengan keadaan dan perubahan yang cepat. Dan risiko menjadi startup memiliki 95% kegagalan dan 5% survive bertahan selama 3 tahun.

Menutup catatan saya, Danny mengatakan ada 4 hal dari startup yang dilirik oleh investor dengan lugas yaitu startup yang membantu membuat duit, membuat hemat duit, membuat hemat waktu, platform atau ekosistem yang membuat ketergantungan.

Sementara Rama juga mengatakan yang sangat substansial tentang peran startup dalam pembangunan. Bahwa startup harus tumbuh sebagai problem solving, bukan malah sebaliknya. Yes setuju banget ini.

Demikian  

Salam.


Kilas Balik dan Potensi Industri Startup Indonesia: Startup Report 2017

Industri startup teknologi saat ini menjadi topik yang hangat diperbincangan, seperti: startup tech, fintech, dan e-commerce. Secara sadar ataupun tidak, kebiasaan kita dalam kehidupan sehari-hari berubah karena kemudahan yang ditawarkan oleh layanan perusahaan startup.

Hal yang cukup dekat dengan kehidupan kita dalam hal memesan makanan, saat ini kita tak perlu repot-repot untuk keluar rumah atau kantor. Cukup pesan dari aplikasi transportasi online di smartphone kita dan makanan akan diantarkan kepada kita, layanan yang diberikan perusahaan startup memang memudahkan hidup kita.

Mulai dari startup teknologi, financial technology, dan kesehatan. Namun, bagaimana perkembangan perusahaan startup selama tahun 2017 dan prediksi trend industri startup teknologi di tahun 2018? Untuk mengetahuinya, DailySocial.id merilis Startup Report 2017.


Saya menghadiri acara GDP Power Lunch dengan tema "Startup Review Now and Future" yang berlangsung pada 8 Februari 2018 di Jakarta. Pak Rama Mamuaya, Chief Executive Office (CEO) DailySocial.id menjelaskan bagian demi bagian Startup Report 2017 yang patut dicermati

A. Startup Report 2017 oleh Daily Social

Dalam laporannya DailySocial.id memaparkan keberhasilan startup di tahun 2017, juga prediksi sektor apa saja hang akan berkembang pesat pada tahun 2018, yaitu: fintech, media, dan kesehatan. Startup Report 2017 memiliki empat bagian, inilah beberapa rangkuman dari setiap bagian.

1) Indonesia Internet Market Overview

Dibanding tahun lalu yang hanya memiliki satu startup yang memiliki valuasi senilai lebih dari $1 miliar (Go-Jek), tahun ini secara total Indonesia memiliki empat startup unicorn. Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak berturut-turut mengklaim memperoleh valuasi tersebut setelah perolehan pendanaan putaran terakhir

2) Investment Landscape

Perkembangan startup teknologi di Indonesia meningkat setiap tahunnya, saat ini sudah ada lebih dari 230 startup di Indonesia bahkan 4 diantaranya berhasil menjadi startup unicorns, dengan nilai investasi sebesar US$ 1.6-2.8 juta. Pendanaan untuk putaran awal (seed dan Seri A) mencapai 65% dari total informasi pendanaan yang diungkapkan ke publik, tidak terlalu berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, dengan Fintech dan E-Commerce menjadi vertikal/kategori terpopuler.

Investor paling aktif memberikan pendanaan ke startup (54%) adalah investor lokal, diikuti oleh investor Amerika Serikat, Singapura, dan Tiongkok. Nominal pendanaan makin terkonsentrasi ke startup unicorn (>50% dana yang diserap startup sepanjang tahun diberikan ke empat startup).

3) Exit Strategy

Ada 14 proses merger dan akuisusi, terdapat 2 proses perusahaan startup teknologi yang melakukan IPO dan diumumkan ke publik sebagai bentuk exit strategy. Pada tahun 2018  diprediksi semakin banyak proses konsolidasi.

4) Isu dan Prediksi Sektor Berpotensi

Sektor-sektor yang berpotensi paling besar untuk berkembang pesat di tahun 2018, yaitu Fintech (khususnya peer-to-peer lending), Media (media online), dan teknologi kesehatan (Healthtech atau Medtech) bakal mendapat perhatian lebih besar tahun 2018.

Selain isu regulasi, kekurangan talenta, dan akses ke pemodalan, ditemukan  isu “The Paradox of Unicorns”. Fintech (khususnya peer-to-peer lending), Media (media online), dan teknologi kesehatan (Healthtech atau Medtech) bakal mendapat perhatian lebih besar tahun 2018.

B. Insight Angel Investor Terhadap Trend Startup

Setelah mengetahui hal yang sudah terjadi pada tahun 2017 dan prediksi di tahun 2018. Pak Danny Wirianto, Chief Marketing Officer GDP Venture menyatakan bahwa, "Data adalah yang Utama" dan "Data Tidak Berbohong" sehingga Startup Report 2018 bisa menjadi pedoman dalam keputusan berinvestasi di perusahaan startup.



Selain itu juga sebagai investor harus bisa membaca trend perkembangan startup dari dalam dan luar negeri. Selain sektor startup teknologi, financial technology, dan kesehatan investor juga patut mencermati sektor Internet of Things (IoT), Block Chain, media berbasis komunitas, agritech dan Artificial Intellegent yang mempunyai trend dan potensi yang besar untuk berkembangan di tahun 2018.

CMO GDP Venture, Danny Wirianto
dan CEO, DailySocial.id Rama Mamuaya
 merilis Laporan Startup 2017

Untuk pertama kalinya saya menghadiri acara GDP Power Lunch, bisa mendapatkan pengetahuan dan informasi yang penting tentang perkembangan startup di Indonesia. Terima kasih untuk acara y bermanfaat dan Startup Report 2017 yang

Monday, 16 October 2017

Sobatku Tabungan Online Berhadiah Tiap Bulan

Dunia digital memungkinkan segalanya berubah dengan cepat. Dinamisasi perubahan cara dan proses orang memenuhi kebutuhannya semakin simple. Dukungan teknologi yang membuatnya demikian.

Pemenang Hadiah Grand Prize Rp 100 juta


Seperti Inovasi di bidang financial technology (fintech) yang selalu berkembang dan menawarkan cara dan marketing digital yang inovatif. Aplikasi SOBATKU berhasil dirilis oleh Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sahabat Mitra Sejati. Ya catet nih, oleh Koperasi. Badan hukum yang di bentuk atas dasar kemufakatan anggotanya.

Dan KSP Sahabat Mitra Sejati adalah koperasi pertama yang memperoleh ijin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dapat mengakses layanan SID BI (Sistem Informasi Debitur - Bank Indonesia) dan  SLIK (Sistem Layanan Informasi Keuangan) yang di luncurkan OJK. Hal ini bisa dilakukan karena KSP Sahabat Mitra Sejati melakukan sinergi dan kolaborasi bisnis dengan PT Bank Sahabat Sampoerna sejak tahun 2011. Sementara KSP Sahabat Mitra Sejati sendiri mulai beroperasi sejak tahun 2009 dan terus tumbuh hingga sekarang.

Dengan bersinergi dan berkolaborasi sebuah Koperasi dan Bank dapat menghasilkan seuatu kerja yang baik seperti aplikasi SOBATKU. Dan kemudian melahirkan strategi marketing yang cukup menggiurkan sejak di luncurkannya SOBATKU pada tanggal 12 Juli 2017 bertepatan dengan rangkaian kegiatan Hari Koperasi Nasional yang ke-70 di Makasar. Yaitu undian hadiah bulanan berhadiah hingga ratusan juta rupiah untuk anggotanya. 

Hal tersebut di ungkapkan oleh Ceppy Y. Mulyana Ketua KSP Sahabat Mitra Sejati.
Pelaksanaan undian yang di laksanakan pada 12 Oktober 2017 lalu di Gedung Sampoerna Strategic Jakarta, adalah undian yang ketiga di bulan ketiga sejak program undian di luncurkan. Sekaligus juga upaya untuk menjalin komunikasi, meningkatkan relasi dan memberikan apresiasi kepada seluruh anggota dan calon anggota agar terus mempercayakan kebutuhan dan melakukan transaksi keuangannya di KSP Sahabat Mitra Sejati, tutur Ceppy.

Pemenang hadiah undian Rp 5 juta

Program undian Sobatku merupakan program apresiasi kepada seluruh pengguna aplikasi SOBATKU. Undian dilakukan setiap tiga bulan dengan menyediakan hadiah bulanan berupa saldo SOBATKU senilai Rp 10 juta, Rp 5 juta, Rp 1 juta, Rp 500 ribu, dan Rp 100 ribu untuk ratusan pemenang. Dan hadiah grand prize Rp 100 juta pada undian di setiap tiga bulan sekali. Sehingga total hadiah pada akhir periode ada ribuan hadiah dan nilai miliaran rupiah. Tentunya untuk bisa mengikuti undian ini syarat utamanya adalah punya rekening di SOBATKU dan juga ada syarat dan ketentuannya.

Jui Purwoto Stand Up Commedian yang ikut memeriahkan acara Undian SOBATKU.

Bapak Ceppy juga mengatakan bahwa SOBATKU di sambut baik oleh masyarakat sebab SOBATKU meniadakan fitur biaya administrasi dan pemberian bunga pada saldo tabungannya. Sebab SOBATKU merupakan produk simpanan/tabungan berbasis online yang dapat di akses melalui smartphone.

Untuk membuka rekening sangat mudah cukup donlot aplikasi melalui App Store dan Google Play. Lalu mendaftar secara gratis dan cepat saat itu juga langsung memiliki akun dengan nomor HP sebagai nomor rekening. Dan saya telah mencobanya.
SOBATKU juga memiliki berbagai layanan yang dapat di gunakan secara gratis dan harga termurah. Seperti pembelian pulsa, layanan tivi berbayar, transfer ke sesama pengguna Sobatku dan ke rekening Bank Sahabat Sampoerna. Tarif termurah untuk biaya transfer antar bank, pembayaran listrik dan berbagai layanan lainnya.

Pemenang hadiah undian 1 juta

Pengguna SOBATKU juga memiliki fleksibilitas melakukan tarik dan setor tunai melalui Alfamart dan Alfamidi yang tersebar di seantero nusantara. Dan waktu layanan yang mengikuti jam layanan Alfamart dan Alfamidi mulai dari jam 07.00 sampai malam jam 21.00 yang lebih lama di banding bank konvensional. Berkat sinergi dan kolaborasi antara KSP Sahabat Mitra Sejati dan PT Bank Sahabat Sampoerna, SOBATKU juga memiliki lebih dari 120 jaringan kantor yang tersebar di seluruh Indonesia.

Nah jika ada informasi yang masih ingin di lihat dan diketahui bisa mengakses www.sobatku.co.id.

Sila kunjungi postingan saya yang lain ya.
Terimakasih sudah berkunjung.

Artikel ini di ikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan SOBATKU. Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman dan opini pribadi.

Wednesday, 22 February 2017

7 Inovasi BCA pada Momen Acara HUT BCA ke-60

Bank Central Asia (BCA) pada 21 Februari 2017 menginjak usia ke-60, perjalanan yang cukup panjang bagi BCA untuk terus memberikan pelayanan bagi nasabah. Tak mudah bagi bisnis perbankan untuk bertahan selama 60 tahun dan dalam keadaan terus berkembang.

Banyak "goncangan" yang terjadi di Indonesia yang menyebabkan bank tutup, di antaranya pada tahun 1998 dengan ditutupnya 16 bank. BCApun juga mengalami rush nasabah pada tahun tersebut, sehingga diambil alih oleh Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN). Namun berkat kepercayaan nasabah BCA, dalam waktu singkat BCA kembali di posisi sebelum terjadi rush.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmaja memaparkan inovasi- inovasi dari BCA, pada acara syukuran HUT BCA 60 pada Rabu, 22 Februari 2017 di Menara BCA.

Jajha Setiaatmaja
Sambutan Presiden Direktur BCA
Jahja Setiaatmaja

Berikut ini inovasi-inovasi BCA yang baru diperkenalkan:

1. Tiga Pilar #LebihBaik BCA

Kepercayaan nasabah pada BCA membuat BCA bisa terus berkembang. Terlebih di usia ke-60 membuat BCA berkomitmen menjadi #LebihBaik dengan tiga pilar:
- Belajar Lebih Baik
- Memberi Lebih Baik
- Melayani Lebih Baik

Sehingga fakta bahwa kepercayan nasabah pada BCA menjadi hal yang penting. BCA belajar lebih baik untuk menghadirkan berbagai produk dan layanan. BCA"tak menutup mata" akan pesatnya induaati Financial Technology (Fintech). BCA akan terus mengembangkan  produk berbasis teknologi.

BCA akan memberi lebih baik, lewat program CSR: Bakti BCA untuk berbagau kegiatan sosial. Melayani lebih baik beragam channel nasabah agar bisa bertanya dan mengetahui produk BCA.

2.  KPR Fix and Cap BCA

Promo KPR Fix and Cap BCA
Promo KPR Fix and Cap BCA

Pada HUT BCA ke-60 ada hadiah istimewaK KPR Fix & Cap. Dengan suku bunga Fix 6% di 2 tahun pertama dan Cap 6,88% pada tiga tahun selanjutnya dengan jangka waktu kredit minimal 60 bulan(atau 5 tahun). Mulai berlaku 3 Februari - 28 April 2017

3.  KKB BCA

Promo KKB BCA
Promo KKB BCA

Ada juga promo KKB (Kredit Kendaraan Bernotor)  untuk jangka waktu 36 bulan dengan bunga 3,6%. Periode promo berlaku hingga 30 April 2017.

4.  Wajah Baru Paspor BCA

Paspor BCA Chip Desain Baru
Paspor BCA dengan Tampilan Baru

BCA juga memperkenalkan wajah baru Paspor BCA dengan desain yang lebih kekinian. Paspor BCA dengan teknologi  kartu chip yang berstandar nasional sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Selain berfungsi sebagai kartu ATM, Paspor BCA yang baru juga berfungsi sebagai Flazz BCA. Sehingga bisa juga digunakan untuk pembayaran e-ticketing Transjakarta dan Commuterline. Paspor BCA baru tersedia dalan tiga pilihan : Silver, Gold, dan Platinum.

5. e-Branch BCA

Lebih Mudah Buka Rekening dengan e-Branch BCA
Aplikasi e-Branch BCA


BCA berinovasi memberikan kemudahan bagi nasabah dan calon  untuk membuka rekening. Nasabah tinggal mendownload aplikasi e-Branch BCA di Google Play atau Apps Store.



Bagi calon nasabah bisa menentukan pilihan jenis rekening, mengisi data, foto KTP, foto selfie dan calon nasabah akan menerima nomor referensi yang berlaku di semua cabang. Tinggal pilih cabang yang akan didatangi, pilih tanggal dan jam kedatangan untuk reservasi.  Proses pembukaan rekening menjadi lebih cepat karena mendapatkan prioritas antrian di customer service.

Bagi nasabah BCA bisa membuka rekening lainnya, cukup dengan memasukan nomor kartu ATM. Maka nasabah akan mendapatkan nomor referensi yang berlaku di semua cabang BCA. Pilih cabang yang akan didatangi, lalu pilih tanggal dan waktu kedatangan untuk reservasi dan mendapatkan nomor referensi. Nasanah akan mendapatkan prioriras antrian di customer service

Baik calon nasabah dan nasabah tinggal membawa KTP dan NPWP saat datang ke cabang BCA. Dengan e-Branch BCA proses pembukaan rekening menjadi lebih cepat dan mudah. Apalagi makin menarik ada hadiah topup Sakuku sebesar 60 ribu untuk 600 orang pertama yang membuka rekening lewat aplikasi e-Branch.

6. Halo BCA Chat

Halo BCA Chat
Halo BCA Chat

Chatting sudah menjadi "way of life" sehingga BCA memberikan kemudahan fasilitas Halo BCA via chatting. Nasabah tinggal mengakses Halo BCA Chat kemudian, mengisi data berupa nama, email, dan nomor handphone.

Contoh Jawaban Halo BCA Chat

Selanjutkan petugas Halo BCA kan membantu dan menjawab pertanyaan.
Saya sendiri sudah mencoba layanan Halo Chat, responnya cukup baik. Seusai selesai bertanya, histori percakapan Halo BCA Chat juga akan dikirimkan via email.

7. VIRA (Virtual Assistent Chat Banking) BCA
 Layanan VIRA BCA
Berbasis Teknologi Chatbot
BCA mempekenalkan inovasi VIRA (Virtual Assistent Chat Banking) BCA. VIRA menggunakan teknologi chatbot, nasabah bisa menggunakan layanan VIRA di Line Chat, Facebook Messenger, dan Kaskus Chat. Informasi promo, lokasi ATM, informasi kurs, apply KPR & kartu kredit, dan membuka Tahapan Berjangka.

VIRA BCA di Line
Layanan VIRA BCA di Line

Saya sudah mencoba layanan VIRA di Line Chat, cari dahulu official account Bank BCA. Di halaman chat akan tampil beberapa pilihan menu. Tinggal tap pilihan yang diinginkan. Bisa mencari promo dan lokasi ATM lebih mudah.

Jajha Setiaatmaja
Foto Bersama Presiden Direktur BCA,
Jahja Setiaatmaja
Armand Hartono
Foto Bersama Wakil Presiden Direktur BCA,
Armand Hartono

Seusai inovasi BCA diperkenalkan, saya berkesempatan berfoto dengan Presiden Direktur BCA, Jajha Setiaatmaja dan Wakil Presiden Direktur BCA, Armand Hartono.

Saya sebagai nasabah BCA sejak tahun 2013 turut senang dengan inovasi yang dihadirkan BCA untuk memberikan pelayanan #LebihBaik bagi nasabah BCA.