Showing posts with label Financial Technology. Show all posts
Showing posts with label Financial Technology. Show all posts

Friday, 7 December 2018

Memahami Bagaimana Fintech Memudahkan Kehidupan Kita

Teknologi sudah banyak manfaat bagi kehidupan manusia, termasuk dalam mempermudah berbagai aktivitas. Namun, kemudahan yang ditawarkan perlu disikapi dan digunakan secara bijak. Beberapa waktu terakhir ada berita yang cukup heboh tentang pinjaman online melalui aplikasi, tetapi sebenarnya apa yang sebenarnya terjadi?

Financial technology atau fintech sejak beberapa tahun terakhir berkembang cepat, masyarakat mulai mengenal fintech dengan layanan pembayaran. Saat ini kita sudah merasakan kemudahan bertransaksi, bahkan untuk membayar belanjaan cukup lakukan scan QR Code dengan aplikasi.

Menjelang pertengahan tahun 2015 mulailah diperkenalkan suatu layanan pinjaman online oleh suatu perusahaan, kebetulan saya diundang pada acara launching layanan tersebut. Awalnya saya cukup kaget dengan konsep pinjaman secara online, terlebih jangka waktu kurang dari satu bulan.

Sekalipun bunga yang ditawarkan cukup besar, tetapi memang sebanding dengan risiko yang ditanggung oleh perusahaan yang memberi pinjaman. Masyarakat pun banyak yang sudah melakukan pinjaman melalui layanan pinjaman online tersebut.

Kembali Mempelajari Fintech

Setelah cukup lama saya lebih memperhatikan fintech pembayaran, tanpa saya sadari fintech pinjaman online sudah berkembang semakin cepat. Tidak sekedar layanan pinjaman cepat (payday loan), tetapi juga hadirnya layanan pinjaman berbasis P2P Lending di Indonesia baik dalam platform website dan aplikasi. Saya jadi ingin kembali memperdalam pengetahuan tentang fintech, khususnya fintech P2P Lending yang dikenal masyarakat sebagai pinjaman online.

Kebetulan tenyata ada acara yang menarik #BloggerXFintechDay yang diselenggarakan oleh Ruphiah, bekerjasama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) pada Sabtu, 24 November 2018 di BSD, Tangerang Selatan.

Acara #BloggerXFintechDay mengangkat tema "Financial Technology as Solution not the Problem" yang menarik bagi saya. Jika ada anggapan hadirnya fintech (dalam hal ini pinjaman online) adalah masalah, melalui acara ini para pelaku fintech akan menjelaskan apa sebenarnya solusi yang ditawarkan kepada masyarakat.

Memahami Cara Kerja Fintech

Turut hadir juga pak Sunu Widyatmoko selaku Wakil Ketua AFPI & CEO Dompet Kilat yang menyampaikan tantangan terbesar dari Fintech adalah edukasi. Adanya anggapan negatif masyarakat terhadap pembiayaan online, padahal ada banyak hal yang positif.


Fintech menawarkan kemudahan untuk mendapatkan pinjaman, jika dibandingkan melalui perusahaan jasa keuangan. Namun, diperlukan akses jejak digital melalui smartphone yang mengajukan pinjaman, seperti nomor kontak darurat yang tersimpan di daftar kontak. Faktor kepercayaan menjadi hal yang diperhatikan oleh pelaku usaha fintech, cara memastikannya dengan melihat jejak digital dari smartphone.

Peluang dan Perkembangan Fintech di Indonesia

Fintech di Indonesia semakin berkembang di Indonesia, Ketua Harian AFTECH pak Kuseryansyah memaparkan potensi perkembangan fintech di Indonesia dikarenakan layanan yang inovatif. Bahkan tidak hanya sebagai peminjam, masyarakat bisa menjadi investor (pemberi dana pinjaman) mulai dari Rp50.000 saja.


Melalui fintech masyarakat dipertemukan antara pemilik dana dan orang yang membutuhkan dana. Masih ada sekitar 60 juta pelaku UMKM yang belum tersentuh pembiayaan konvesnional, tetapi membutuhkan dana pengembangan bisnis, itulah yang menjadi pasar potensial bagi fintech.

Masih ada gap kebutuhan pembiayaan sebesar 1.000 Triliun di Indonesia, gap inu bisa diatas dengan fintech. Sehingga sebenarnya fintech tidak menganggu bisnis perbankan, karena adanya kebutuhan pembiayaan yang tidak bisa dipenuhi masyarakat.

Tantangan fintech ke depan masih perlunya edukasi dan sosialisasi, sehingga tidak timbul pendapat negatif pada fintech. Di Indonesia layanan fintech P2P Lending ada tiga jenis: Pembiayaan produktif, pembiayaan syariah, dan pembiyaan multiguna (Consumer Loan). Sejak Januari hingga September 2018 pertumbuhan fintech mencapai 440% dengan total penyaluran dana sebesar 11,8 Triliun.

Teliti dalam Memilih Perusahaan Fintech
Namun, masyarakat perlu teliti pastikan perusahaan fintech Peer to Peer Lending yang terdaftar di OJK, karena sudah memenuhi standar bisnis untuk jangka panjang. Saat ini sudah ada 73 fintech P2P Lending yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuanhan (OJK), hadir sebagai solusi pinjaman masyarakat untuk keperluan produktif dengan jangka waktu singkat harian sampai bulanan.

Fintech hadir berkat adanya teknologi, sebanyak 60 juta pemilik smartphone belum mendapatkan akses pinjaman ke bank. Sehingga fintech membantu mempertemukan antara peminjam dan pemberi pinjaman, peminjam pun diseleksi menggunakan jejak digital untuk menentukan layak tidaknya menerima pinjaman, apakah peminjam mampu untuj melakukan pembayaran.

Di Indonesia sudah ada aturan dan code of conduct tentang fintech, sehingga bukanlah "Predator Loan" karena ada besaran jumlah maksimal 100% dari tagihan. Jika ada keluhan dari masyarakat terhadap layanan fintech, bisa disampaikan melalui OJK.

Berbagai Layanann Fintech dengan Target Pasar yang Berbeda

Bu Asri Anjarsari dari Cash Wagon menjelaskan layanan P2P Lending  memang menyasar segmen masyarakat yang unbankable. Namun, berkat bantuan teknologi masyakat bisa mendapatkan pinjaman yang lebih cepat.  Bahkan masyarakat bisa menjadi "investor" sebagai pemberi pinjaman dengan return yang menjanjikan.


Pada umumnya saat pengajuan pinjaman pada perusahaan jasa keuangan diperlukan analisa oleh analis kredit, melalui jejak digital di smartphone peminjam perusahaan proses analisa bisa lebih cepat dilakukan. Bahkan peminjaman pada Cash Wagon pengguna tidak akan dikenakan denda, selama melakukan pembayaran tepat waktu.

Begitu pula dengan penjelasan dari pak Bimo Adhiprabowo dari RupiahPlus, menjelaskan melalui fintech,  proses kemudahan mendapatkan pinjaman bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Jika terjadi "gagal bayar" pada peminjam, sebenarnya bisa  didiskusikan kepada layanan yang memberikan pinjaman untuk mendapatkan restrukturisasi.


Ada pula fintech yang fokus pada pembiayaan segmen masyarakat UMKM seperti Teralite dan Kredit Pro. Bahkan ada fintech bernama Aktivaku yang memiliki layanan pembiayaan yang spesifik untuk: Project Financing, Take Over Kredit, Uang muka, Rumah, dan pembiayaan berbasis invoce dengan jangka waktu maksimal satu tahun.

Ada pula layanan dari Pinduit yang mengkhususkan pada segmen pinjaman untuk keperluan pendidikan, dikarenakan di Indonesia belum banyak lembaga keuangan yang memiliki produk untuk keperluan pendidikan. Tidak hanya untuk jenjang pendidikan formal, biaya pendidikan non formal, dan short course bisa disedaikan dengan pembiayaan dari Pinduit.



Kesimpulan: Fintech dengan berbagai jenis layanan untuk target yang spesifik dan inovatif menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Kekurangan belum adanya akses pada data kependudukan dan sistem informasi debitur, tidak menghalangi pelaky fintech untuh memudahkan dmasyarakat dalam mendapatkan akses pinjaman.

Saturday, 1 September 2018

Memahami Bisnis Peer to Peer Lending Cash Loan di Indonesia

Layanan Peer to Peer Lending Cash Loan saat ini cukup populer di masyarakat, adanya kebutuhan bagi masyarakat untuk mendapatkan pinjaman dalam jangka waktu pendek secara online. Bahkan menurut data Asosiasi FinTech Indonesia (Aftech) sudah mencapai 1 juta penerima pinjaman dari keseluruhan perusahaan fintech Peer To Peer Lending Cash Loan di Indonesia. Namun, sebenarnya seperti apa bisnis model bisnis Peer To Peer Lending di Indonesia?

Untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Asosiasi FinTech Indonesia (Aftech) bekerjasama dengan Uang Teman menyelenggarakan Media Workshop dengan tema "Memahami Bisnis P2P Lending - Cash Loan" di Kantor Uang Teman. Dipandu oleh pak Dino Martin dari Pendanaancom bersama pak Aji Satria Sulaiman selaku Direktur Aftech, Sunu Widyatmoko selaku Ketua Bidang Pinjaman Cash Loan Aftech, dan Aidil Zulkifli selaku CEO & Founder Uang Teman.


Peer To Peer Cash Loan adalah salah satu bagian dari layanan FinTech, ada layanan FinTech lainnya di Indonesia. Saat ini sudah ada regulasi yang mengatur layanan Fintech P2P Lending Cash Loan, mulai memberikan pembiayaan hanya boleh diberikan kepada individu dengan limit yang tertentu untuk jangka waktu pendek, mekanisme penagihan, besaran fee, dan besaran pinalty yang dikenakan.

Di Indonesia baru sekitar 6% dari penduduk dewasa yang memiliki kartu kredit, sehingga ada "kesenjangan atau gap" akan kebutuhan akan pembiayaan bagi masyarakat. Terlebih untuk jangka waktu pendek dengan jumlah yang tidak besar, masyarakat idak bisa mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan formal. Sehingga payanan P2P Lending Cash Loan menjadi pilihan pembiayaan oleh masyarakat yang membutuhkan. Namun, masyarakat sebagai konsumen perlu jeli dalam memilih jasa P2P Lending yang legal dan terdaftar di OJK.



Layanan P2P Lending Cash Loan memanfaatkan teknologi untuk memastikan calon peminjam memberikan data yang benar dan valid, dikarenakan pembiayaan yang diberikan secara online tanpa tatap muka. Sehingga ada risiko bahwa data yang diberikan tidak valid, sehingga layanan P2P Lending Cash Loan memastikan dahulu lokasi, profil, dan data-data calon peminjam sebelum pembiayaan diberikan.



Hal tersebut dilakukan agar peminjan mengajukan pinjaman secara bertanggung jawab. Dalam hal keamanan data ada pedoman perilaku layanan pinjaman meminjam uang berbasis teknologi informasi sesuai peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pastikan layanan fintech yang menawarkan jasa P2P Lending Cash Loan secara legal terdaftar di OJK.

Praktik ilegal jasa P2P Lending Cash Loan akan merugikan pengguna, karena tidak mengikuti dan tunduk pada peraturan yang disepakati oleh anggota Aftech. Saat ini sudah ada 64 perusahaan fintech P2P Lending Cash Loan yang terdaftar di OJK, sehingga mengikuti regulasi yang berlaku. Termasuk data-data peminjam diperlukan untuk menghindari praktek Money Laundry, pelaku bisnis fintech P2P yang menjadi anggota Aftech memiliki kode etik, termasuk dalam proses penagihan ke konsumen.

Sejak tahun 2014 Uang Teman mulai hadir sebagai pionir P2P Lending Cash Loan di Indonesia. Pada tahun 2017 terdaftar di OJK, pak Aidil Zulkifli selaku founder Uang Teman melihat ada peluang akan kebutuhan pinjaman jangka pendek yang diperlukan masyarakat Indonesia. Untuk proses penagihan Uang Teman menggunakan jasa in-house yang dilakukan oleh karyawan Uang Teman.



Dalam melakukan pemberian pembeiayaan secara cash Loan Uang Teman, peminjam bisa melihat secara transparansi dengan mengakses aplikasi,  besaran biaya yang dibebankan, sehingga ada keterbukaan, dan pengguna tidak merasa dirugikan. Saat ini pun proses pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat, tidak menggunakan sistem bunga berbunga.

Namun, sistem pembiayaan dengan besaran fee tertentu yang dibebankan kepada pengguna berdasarkan besaran risiko yang dihadapi oleh layanan P2P Lending. Seandainya pun peminjaman tidak bisa membayar, hanya akan dikenakan biaya pinalty, dan ditawarkan kemudahan cara untuk membayarnya tanpa dikenakan sistem bunga berbunga.

Melalui layanan P2P Lending diharapkan meningkatkan literasi keuangan masyarakat, sehingga ada menjadi multiplier effect yang diharapkan hadirnya bisnis fintech di P2P Lending - Cash Loan. Bahkan sudah ada testimoni dari pengguna Uang Teman yang merasa terbantu, sehingga bisa kini bisa menjalankan bisnis kuliner dengan lancar.



Sebanyak 30% dari total pembiayaan dari Uang Teman digunakan untuk usaha produktif atau usaha mikro, sesuai kebutuhan para pengusaha mikro yang membutuhkan dana cepat dan mudah. Bahkan Uang Teman sudah bekerjasama dengan investor perusahaan, seperti J Trust Bank melalui fasilitas pendanaan yang disalurkan kepada masyarakat.

Tuesday, 6 September 2016

Beberapa Harapan Presiden Jokowi untuk Fintech Indonesia


Indonesia Fintech Festival and Conference (IFFC) 2016 , menjadi acara yang dijadikan momen dukungan pemerintah kepada pelaku bisnis fintech (keuangan berbasis teknologi). Pada hari kedua acara IFFC 2016, tepat pukul 09.00 presiden Jokowi memasuki ruangan seminar.


Diawali dengan menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya dan laporan acara IFFC 2016 oleh Pak Muliaman D.Hadad (Ketua Dewan Komisioner OJK) kepada presiden Jokowi. Termasuk proses yang dilakukan satuan tugas (satgas) OJK untuk menyusun rancangan aturan industri fintech. Juga pengumuman empat fintech per kategori yang memenangkan kompetisi pada hari sebelumnya.

Presiden Jokowi mengawali dengan faktanya masih rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia hanya 21%. Lebih rendah daripada negara tetangga, belum banyak masyarakat yang bisa mendapatkan akses keuangan.


Bagi pelaku UKM di Indonesia yang jumlahnya cukup besar, presiden Jokowi memahami sebagian besar pelaku UKM tak memiliki catatan keuangan. Sehingga pengusaha UKM kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank, karena tak adanya catatan keuangan.

Bank BRI dengan Teras Kapal, layanan yang sudah membantu masyarakat mendapatkan akses keuangan di daerah terpencil. Teras Kapal BRI diapresiasi oleh presiden Jokowi. Presiden Jokowi berharap fintech lainnya, juga bisa membantu masyarakat mendapatkan akses keuangan.

Tak hanya pada UKM, tak lupa pak Jokowi memperhatikan kesejahteraan petani dan nelayan. Dengan adanya fintech pak Jokowi berharap, adanya aplikasi yang membantu petani dan nelayan. Fintech bisa menghubungkan petani dan nelayan dengan konsumen secara langsung. Sehingga petani dan nelayan secara langsung bisa mendapatkan keuntungan.

Pak Jokowi berharap dengan fintech, kesejahteraan petani dan nelayan bisa meningkat. Berdampak pada tidak adanya lagi kesenjangan ekonomi yang dialami petani dan nelayan.  Juga kesenjangan mendapatkan akses layanan keuangan, sehingga masyarakat terkendala mengembangkan usaha karena tak bisa mendapatkan modal tambahan.

Pak Jokowi seusai menyampaikan pesan dan harapannya untuk fintech di Indonesia. Berkeliling area stand pameran dipandu oleh panitian IFFC 2016 bersama beberapa menteri. Berbagai stand yang dikunjungi oleh presiden Jokowi, perwakilan dari tiap stand menjelaskan layanan fintech untuk membantu UKM.



Seusai berkeliling presiden Jokowi meninggalkan tempat berlangsungnya acara. Dilanjutkan dengan pesan dari Sri Mulyani (Menteri Keuangan), Enggartiasto Lukita (Menteri Perdagangan), Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika), Agus Martowardoyo (Gubernur Bank Indonesia), dan Darmin Nasution ( Menteri Koordinator Perekonomian), dan Rosan Roeslani (Ketua Kamar Dagang Indonesia/Kadin).




Presiden Jokowi bersama beberapa menteri, dan gubernur Bank Indonesia mendukung fintech untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Tinggal pelaku bisnis fintech, berkontribusi dengan karya fintech. Sehingga harapan dari presiden Jokowi bisa terwujud, mengurangi adanya kesenjangan ekomoni dan akses layanan keuangan.


Thursday, 25 August 2016

7 Manfaat Layanan Fintech yang Patut Kamu Ketahui


Fintech atau financial technology di Indonesia, kini menjadi kategori terbesar kedua dalam hal bisnis digital. Peringkat pertama adalah bisnis e-commerce. Namun ketika mendengar kata fintech yang terlintas adalah fasilitas pembayaran. Tentu tidak salah, namun fintech tidak hanya berhubungan dengan pembayaran. Ada cakupan yang lebih luas daripada sekedar pembayaran. 

Fintech dalam artian luas adalah seluruh bisnis digital yang menyangkut uang.  Pemain di industri Fintechdi Indonesia, bukan hanya perusahaan jasa keuangan, namun juga perusahaan non jasa keuangan. Siapa sajakah pemain di bisnis fintech di Indonesia, saya merangkumnya menjadi tujuh manfaIat dan kemudahan dari fintech:


1. Mendorong Inklusi Keuangan Masyarakat Unbanked

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki program Laku Pandai (Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif). Beberapa bank sudah berpatisipasi dalam program Laku Pandai OJK. Salah satunya adalah Bank BTPN dengan layanan BTPN Wow.


BTPN Wow adalah layanan perbankan yang memanfaatkan telepon genggam/ponsel dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan bank.

Dengan layanan pembukaan rekening, tarik, setor tanpa biaya pulsamelalui agen. Menggunakan layanan unstructured supplementary service data (USSD)di ponsel berbasis GSM. Masyarakat yang belum memiliki rekening di bank dan akses keuangan bisa dilayani oleh agen. Jumlah agen BTPN Wow hingga kini sudah memiliki 35.000 agen dengan total nasabah 700.000.

Dengan layanan fintech dari bank yang memanfaatkan USSD di ponsel berbasis GSM. Ada 700.000 nasabah yang mendapatkan akses keuangan. Menurut data World Bank, Global Financial Inclusion Index pada tahun 2014,hanya 36% orang Ide dewasa di Indonesia yang memiliki rekening.



Tak hanya Bank BTPN, baik lainnya memiliki layanan serupa. Sentuhan fintech di bisnis perbankan menghasilkan pertambahan nasabah dan disertai mendorong inklusi keuangan sesuai program OJK.

2. Kemudahan Masyarakat Perkotaan untuk Membuka Rekening

Layanan Fintech di bidang perbankan, bukan “monopoli” masyarakat yang tidak memiliki akses pada layanan keuangan. Masyarakat bisa memiliki akses keuangan, namun dengan padatnya kegiatan harian dan pekerjaan. Masyarakat tidak memiliki waktu untuk ke bank di hari dan jam buka kantor cabang bank.
Kehadiran fintech di bidang perbankan memberikan kemudahan untuk melakukan pembukaan rekening. 

Kini ada layanan fintech yang lebih "high tech" dari Bank BTPN, pembukaan rekening tanpa harus datang ke cabang. Bank BTPN memiliki layanan aplikasi bernama Jenius. Cukup mengunduh aplikasi di Google Play Store ataupun Apps Store. Kemudiana mengisi data-data pribadi, tinggal memfoto KTP, NPWP, contoh tanda tangan, dan berfoto sambil memegang KTP. Setelah semua data dan dokumen dilengkapi, rekening bank Jenius sudah selesai diproses . Proses penerimaan kartu ATM dikirimkan ke alamat yang diinginkan nasabah.



Saat ini layanan pembukaan rekening masih terbatas pada daerah tertentu saja. Namun seiring perkembangan fintech perbankan, memungkinkan perluasan area pelayanan  Tentunya layanan fintech, juga tetap mematuhi  peraturan OJK tentang Know Your Customer (KYC) dan simpanan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan(LPS). Sehingga masyarakat merasa aman karena uang yang ada di bank terjamin keamananya.

3. Kemudahan Memilih Produk Keuangan Sesuai Kebutuhan

Bank saat ini memiliki banyak produk baik dari produk tabungan, kartu kredit, Kredit Kepemilikan Rumah (KPR), dan KTA (Kredit Tanpa Agunan). Dengan banyaknya produk yang dimiliki bank, nasabah harus pintar memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengetahui produk yang sesuai dengan kebutuhan, bisa saja dengan melihat informasi di website bank. Namun tetap saja kadang nasabah bingung di antara banyaknya pilihan produk bank.

Fintech tidak hanya dimanfaatkan oleh bank. Perusahaan rintisan (startup)di bidang teknologi,melihat ada peluang bisnis yang potensial namun belum digarap dengan baik oleh bank. Website yang menyediakan infromasi, juga perbandingan antara produk bank yang satu dengan yang lain. 




Website CekAja.com contoh perusahaan startup yang menyediaka layanan tersebut. Ingin memiliki kartu kartu  kredit, tinggal memilih beberapa pilihan di website dan akan tampil hasil kartu kredit yang sesuai dengan kebutuhan. Bahkan bisa melakukan pengajuan aplikasi kartu kredit. CekAja tentunya bekerjasama dengan bank, setiap pengajuan dari masyarakat adalah imbalan atas hal tersebut. Bank mendapatkan nasabah baru, nasabah mendapatkan produk yang sesuai kebutuhan, dan CekAja sebagai bisnis fintech mendapatkan keuntungan.


4. Kemudahan Melakukan Investasi 

Tak hanya produk perbankan yang menjadi potensi bisnis fintech. Bidang investasi menjadi peluang yang potensial bagi startup fintech. Bareksa perusahaan startup fintech di bidang investasi reksa dana secara online. Dengan keunikan adanya data market, alat investasi, berita dan analisis yang membedakannya dari perusahaan sejenis. 



Tentu untuk mendapatkan fitur unik tersebut, ada biaya berlangganan yang dibayarkan. Namun dengan data market, alat investasi, berita dan analisis pengambilan keputusan investasi reksa dana bisa lebih baik karena berdasarkan pada data. Bareksa memudahkan masyarakat berinvestasi reksa dana dengan keputusan yang benar.

5. Kemudahan Melakukan Donasi

Fintech tidak saja selaku berhubungan dengan hal komersial saja. Ada perusahaan fintech dengan semangat wirausaha social (social entrepreneur) di bidang penggalangan dana (crowdfunding) dari masyarakat.

Hasil dari dana yang terkumpul digunakan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sejak awal. Bisa untuk donasi kepada orang yang membutuhkan, bisa jadi proyek komersial, dan kegiatan lainnya yang menyangkut kehidupan masyarakat banyak.



Di  Indonesia salah satu contoh fintech bidang crowdfunding adalah kitabisa.com. Lewat kitabisa.com masyarakat bisa membuat campaign dan berdonasi. Untuk setiap donasi yang terkumpul, kitabisa.com mengenakan biaya administrasi 5%. Pengecualian untuk kategori bantuan medis (2,5%, bencana alam (0%), khusus Zakat ke Lembaga Amil Zakat (0%).

Di satu sisi masyarakat bisa ikut berkontribusi lewat donasi dan membuat campaign donasi. Kitabisa.com sebagai social enterprise bisa tetap menjalankan bisnis secara berkelanjutan.

6. Kemudahan Pembayaran

Masyarakat saat ini saat berbelanja dimudahkan untuk melakukan pembayaran secara non tunai. Tak perlu repot untuk membawa uang tunai dalam jumlah besar. Salah satu platform pembayaran adalah EDC (Electronic Data Capture), tidak hanya melakukan pembayaran dengan kartu. Cara lain pembayaran seperti dengan NFC (Near Field Communication) dan Pay by QR Code saat ini menjadi alternatif pilihan.

Penyedia jasa pembayaran yang digunakan di EDC tidak hanya bank, namun juga operator telekomunikasi. Untuk mendukung berbagai alternatif pilihan pembayaran, fasilitas EDC juga harus tersedia untuk menerima berbagai pilihan pembayaran.

Salah satu perusahaan fintech di bidang platform tersebut adalah Kartuku. Dengan layanan EDC yang mengakomodir berbagai pilihan pembayaran, kartu debit, kartu kredit, NFC, Pay by QR Code dan pilihan lainnya yang berkembang. 

Tak hanya melakukan transaksi pembayaran. Kini bahkan untuk melakukan donasi dengan Pay by QR Code. Bayangkan dengan kemudahan transaksi pembayaran lewat platform yang melayani berbagai pilihan pembayaran.



Tak hanya pembayaran di outlet fisik, dalam berbelanja secara onlin. Ada perusahaan startup fintech di bidang  jasa pembayaran online, seperti Doku. Lewat Doku masyarakat bisa melakukan pembayaran di merchant yang bekerjsama dengan Doku.




Terutama bagi masyarakat yang belum memiliki kartu kredit. Di merchant seperti Ali Express Indonesia, selain pembayaran dengan kartu kredit hanya menerima pembayaran dengan Doku Wallet. Dengan layanan Doku Wallet, masyarakat dengan mudah melakukan pembayaran belanja online dengan mudah.


7. Kemudahan Pengelolaan Keuangan

Fintech di bidang pengelolaan keuangan saat ini sangat membantu masyarakat. Untuk pengelolaan keuangan pribadi, terlebih untuhkmengatasi penyakit “tanggal tua” Startup fintech di bidang pengelolaan keuangan seperti Jojonomics yang menyediakan layanan pengelolaan keuangan pribadi dan pencatatan pengeluaran untuk keperluan klaim.

Aplikasi Jojo Personal Finance membantu untuk mencatata pengeluaran dan pendapataan kita untuk berbagai kategori, seperti makanan, belanja, transportasi dan keperluan lainnya.
Bagi perusahaan ada fintech yang membantu proses perhitungan ,penyetoran dan pelaporan pajak perusahaan bernama OnlinePajak.com. Layanan dari satu website untuk kemudahan pelaporan bagi perusahaan secara gratis.  Pengelolaan keuangan secara pribadi dan perusahaan terbantu dengan adanya fintech.



Fintech baik di dunia perbankan ataupun di perusahaan bukan jasa keuangan, sangat membantu masyarakat.

Tuesday, 23 August 2016

Dengan Aplikasi Jenius, Bertransaksi Kini Bebas Ribet

Siang hari saya mengantri di ATM Center suatu mal. Saat sudah di depan ATM, tiba-tiba smartphone berbunyi. Sambil betransaksi di ATM, saya menerima telepon. Seusai betransaksi di ATM saya pergi sambil tetap menerima telepon, saya dan menuju lobi mal. Saya memesan ojek online, tak lama kemudian ojek online datang dan mengantarkan saya pulang ke rumah.

Sampai di rumah saya membereskan tas dan dompet, saat membuka dompet saya merasa ada yang aneh. Kartu ATM saya tidak ada, saya mendadak cemas. Apa kartunya tadi ketinggalan di ATM atau kartu ATM hilang karena terjatuh?  Apalagi jarak dari mal ke rumah cukup jauh. Daripada saya cemas dan bisa tenang, saya menelepon call center bank untuk memblokir kartu ATM saya.

Namun betapa terkejutnya saya ketika akan berganti pakaian. Saya menemukan kartu ATMnya ada di kantong belakang celana saya. Kartu ATM sudah saya blokir, mau tak mau harus antri ke kantor cabang bank. Saya terpikirkan betapa ribetnya saya harus ke bank, serangkaian dokumen yang harus diisi dan belum lagi waktu antrian di bank. 

Namun kini masalah kehilangan kartu ATM yang saya alami tak lagi meribetkan saya. Sejak saya mengetahui adanya aplikasi Jenius, aplikasi Life Finance dari Bank BTPN yang memudahkan hidup saya dan kita semua.

Jenius, Aplikasi Life Finance 
Aplikasi Jenius di Google Play Store

Tanpa proses yang ribet saat saya merasa kehilangan kartu ATM, Jenius menyedikan fitur temporary block dan permanent block. Jika terlupa menaruh kartu ATM bisa temporary block, setelah dicari tak ditemukan tinggal pilih permanent block. Dalam dua hari kerja, kartu ATM baru akan dikirimkan kepada kita. Tak ada cerita lagi perlu antri di kantor cabang bank saat kehilangan kartu ATM.


Blokir Kartu Sementara atau Permanen di Card Center


Fitur keren lainnya dari aplikasi Jenius, beragam transaksi bisa saya lakukan dari smartphone saya. Dari melakukan transfer, namun tak sekedar transfer biasa. Pengguna Jenius memiliki nama pengguna yang unik yang disebut Cashtag, contohnya $Giovanni. Tak perlu lagi ribet mengingat nomor rekening yang sulit diingat. Cukup menggunakan Cashtag ataupun nomor telepon penerima. 

Transaksi transfermudah tanpa ribet. Seperti yang dipaparkan Febri saat acara peluncuran aplikasi Jenius. Betapa ribetnya harus mengingat no rekening, selain itu Cashtag unik yang dimiliki menjadi bagian dari personal branding kita.

Saat hangout dengan teman dibayarkan oleh satu orang, namun bingung cara menagihnya ke teman. Ada rasa tak enak hati pada teman, Jenius menjadi solusinya. Dengan fitur Split Bill tagihan hang out dengan teman, mudah untuk dibagi dengan teman. Selain itu bisa sesuaikan besarannya.

Saya sebagai pengguna Jenius mendapatkan, kartu fisik Visa PayWave (m-Card) dan kartu virtual Visa (e-Card). Kartu fisik bisa saya gunakan untuk berbelanja dan bertansaksi di ATM. Yang menjadi menarik bagi saya adanya kartu virtual Visa. Sehingga saya bisa membeli aplikasi dan buku digital dengan mudah di Play Store. Beragam transaksi onlinebisa dibayar dengan e-Card berjaringan internasional Visa, pastinya selama saldo mencukupi ya.


Tak sekedar transaksi Jenius membantu kita mewujudkan mimpi. Ingin liburan atau memiliki gadget baru, bisa dilakukan dengan menabung secara rutin di Dream Saver. Dengan mudah saya bisa mengatur besaran uang yang ditabung dan jangka waktunya. Mewujudkan mimpi dengan bantuan fitiur Dream Saver, serasa memiliki "financial planner pribadi".

Wujudkan Rencana dengan Dream Saver

Jenius yang membuat saya bisa terhindar dari segala keribetan, ternyata proses menciptakannya tak singkat. Pak Jerry Ng, Direktur Utama Bank BTPN menceritakan, Jenius adalah hasil kerja keras selama depan belas bulan persembahan untuk Indonesia.

Jenius Persembahan Bank BTPN untuk Indonesia

Kehidupan kita dipermudah dengan adanya Jenius di smartphone kita. Saya sudah mengakhiri keribetan dalam bertransaksi, sekarang saat kamu juga bebas dari keribetan itu.

Tinggal downloadaplikasi Jenius untuk melakukan pembukaan akun Jenius. Cukup dari aplikasi, tanpa perlu datang ke kantor cabang bank. Istilak kerennya pembuatan akun Jenius dikenal dengan nama "On Boarding".

Pastikan koneksi internet stabil, siapkan KTP dan juga NPWP. Karena nanti KTP dan NPWP akan difoto. Bukan hanya KTPnya, kitapun akan diminta berfoto dengan KTP. Ambil kertas dan tanda tangani, contoh tanda tangan akan diminta foto juga. Disarankan dilakukan di tempat yang cukup cahaya, tak terlalu gelap dan terang. Pastikan data tanggal lahir, Cashtag, dan biodata sesuai. 

Kata sandi/password yang kita gunakan sesuai kombinasi antara huruf kapital, huruf kecil, angka, dan tanda baca/special characters. Semua proses pembukaan Jenius di aplikasi, bisa selesai tak sampai 45 menit demi keamanan dan kerahasian data. Jika proses pembukaan akun terhenti, tinggal tunggu 10 menit untuk melakukan proses pembukaan lagi. Mudahnya melakukan pembukaan akun Jenius tanpa ribet. Jadi, sudah siap untuk on boarding Jenius? 

Sesudah melakukan onboard Jenius maka akun Jenius bisa digunakan untuk melakukan topup dan penerimaan uang. Crew Jenius akan menghubungi untuk mengantarkan kartu debitmu. Setelah menerima kartu debitmu, lakukan aktivasi kartu lewat aplikasi Jenius. Sesudah itu akan ada email pemberitahuan jika aktivasi kartunya berhasil dan mulai nikmati kemudahan transaksi tanpa ribet. Jika butuh bantuan atau pertanyaan, jangan ragu menghubungi Halo Jenius di 1500365, email Jenius-Help@btpn.comdan akun Line: Jenius Help. Bertransaksi tanpa ribet, Jenius pilihanku.