Showing posts with label Bank Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bank Indonesia. Show all posts

Monday, 10 April 2017

Transfer Berbeda Bank, Tak Kunjung Sampai? Bisa Jadi Ini Penyebabnya

Proses transfer berbeda bank berapa lama ya? Pertanyaan yang kerap kali ditanyakan kepada saya. Terlebih bagi freelancer termasuk saya, momen menunggu pembayaran dari pemberi kerja adalah momen menegangkan.

Kabar dari bagian keuangan perihal dimulai proses pembayaran, bagaikan menemukan oase di tengah padang gurun yang gersang. Namun, setelah ditunggu-tunggu seraya, memerika mutasi rekening. Kerapkali berujung pada di-PHP-in.

Katanya sudah ditransfer, kok belum masuk juga ya? Jangan-jangan bagian keuangannya belum memproses. Perasaan menjadi gundah gulana dan galau, tagihan sudah "mengantri" untuk dibayarkan. Namun, apa daya saldo di rekening tabungan belum bertambah.

Sampai suatu hari, saya mengujungi salah bank yang ada di Mal Kota Kasablanka. Untuk melakukan pencetakan buku tabungan. Saya masuk ke bank, satpam meminta saya mengambil nomor antrian. Saya duduk dan menunggu nomor dipanggil.


Tiba saat nomor antrian saya dipanggil, saya menuju petugas teller. Saya serahkan buku tabungan kepada petugas teller, saya menegok ke kiri dan kanan. Saya menemukan ada sebuah banner di sisi kiri area teller.

Saya membaca banner berjudul "Transfer Dana Melalui Sistem BI-RTGS dan SKNBI". Ada penjelasan mengenai proses layanan RTGS dan kliring, jadi selain melalui jasa perusahaan switching. Proses transfer antarbank, bisa juga melalui layanan dari Bank Indonesia.

Ada dua pilihan layanan transfer dari Bank Indonesia. Kiat bisa memilih sesuai kebutuhan, yaitu:

1) Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settelment (Sistem BI RTGS)

2)  Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI)



Untuk transaksi transfer berbeda bank < 100 juta maka perusahaan, menggunakan kliring/SKN-BI. Proses SKN-BI membutuhkan proses: maksimal 2  jam dari bank pengirim, waktu setelmen terdekat, dan maksimal 2 jam ke bank penerima.

Waktu settelment Bank Indonesia untuk SKN-BI ada lima kali sehari: 09.00, 11.00, 13.00, 15.00, dan 16.30. Proses kliring/SKN-BI berlangsung di hari kerja. Nominal maksimal sebesar 500 juta. Biaya dikenakan untuk transaksi kliring, kepada nasabah maksimal 5.000 (Sesuai aturan Bank Indonesia)

Contoh 1:

PT XYZ memiliki rekening di Bank Mandiri, saya memiliki rekening di Bank BCA. Bagian keuangan PT XYZ melakukan transfer sebesar 5 juta (<100 juta). Dengan kliring/SKN-BI, dari Bank Mandiri ke Bank BCA pada pukul 17.00.

Sehingga proses transaksi, diproses keesokan harinya (jika hari kerja). Sehingga baru keesokan harinya,  dana yang dikirimkan PT XYZ, dari Bank Mandiri sampai di rekening BCA milik saya.

Beda halnya jika, besaran nilai transfer di atas 100 juta. Maka perusahaan bisa memilih menggunakan kliring/SKN-BI ataupun Sistem BI RTGS. Dengan memilih transfer dengan RTGS. Maka proses transfer maksimal 2 jam, setelah transaksi transfer RTGS dilakukan.

Namun, proses dilakukan hanya di hari kerja. Biaya yang dikenakan lebih besar daripada kliring, yaitu: maksimal 35 ribu kepada nasabah (sesuai aturan Bank Indonesia).

Contoh 2:

PT OPQ  memiliki rekening di Bank BNI, saya memiliki rekening di Bank BRI. Bagian keuangan PT OPQ melakukan transfer sebesar 150 juta. Sehingga bisa memilih antara transfer dengan kliring ataupun RTGS.

Karena ingin proses yang lebih cepat, PT OPQ melakukan transfer kepada saya dengan RTGS. Sehingga dua jam setelah transaksi RTGS, dana yang dikirimkan akan saya terima.

Sehingga kegalauan saya dan teman lainnya, kini sudah terjawab. Dana bisa saja sudah ditransfer perusahaan namun, dilakukan sore hari sehingga baru sampai keesokan harinya.

Mungkin juga dilakukan pada hari Jumat sore atau hari libur, sehingga baru diproses pada hari kerja berikutnya. Jadi, kini tak galau lagi jika menerima transferan berbeda bank.

Solusinya menghindari proses transfer dengan kliring ada dua:

1) Menggunakan Fasilitas Perusahaan Switching.

Keuntungannya dana yang dikirim bisa langsung sampai. Namun, kekurangannya rata-rata batasan harian, transfer ke bank berbeda hanya 10 juta per hari. Bisa menggunakan layanan ATM Prima, ATM Bersama, ATM LINK, dan ATM ALTO

2) Memiliki Rekening Bank yang Sama dengan Pengirim

Kalau memiliki rekening bank yang sama, proses transfer antar bank terhindarkan. Namun, pilih dengan cermat jenis tabungan yang akan dimiliki.

Sekian tulisan untuk jawaban atas kegalauan, tatkala transferan tak kunjung sampai. Siapa tahu memang sudah diproses namun, memang prosesnya tertunda.

Tuesday, 21 June 2016

Review Andromax A, Smartphone 4G 600ribuan

Smartphone 4G yang tersedia di pasaran sebagian besar di harga minimal 2 juta. Hal ini membuat masih belum banyaknya pengguna layanan 4G di Indonesia.

Namun Smartfren menghadirkan Andromax A, smartphone 4G dengan harga 600ribuan, sehingga lebih banyak pelanggan bisa menikmati layanan 4G.
Andromax A termasuk segmen smartphone entry level sehingga kita tak bisa berharap spesifikasi yang tinggi.

Dengan processor Snadragon 210 Quad Co, Adreno 304, RAM 1GB dan memori internal 8GB cukup bagi penggunaan pengguna biasa. 
Memori Internal Andromax A
Processor Andromax A
RAM Andromax A

Tidak disarankan untuk penggunaan aplikasi terlalu banyak secara bersamaan, mengingat keterbatasan spesifikasi Andromax A. Kelengkapan sensor yang apa adanya bisa dimaklumi dan dengan skor Antutu 12.086

Skor Antutu Andromax A

Sensorbox Andromax A
Dengan tampilan layar 4,5 inchi beresolusi 480x854 dengan kerapatan layar 159dpi. Keunggulan dari layar Andromax A dengan fitur Sun Visibility Improvement (SVI) dalam pengunaan di bawah sinar matahari, tampilan layar tetap terlihat dengan jelas. 

Tampilan Layar Andromax A Berteknologi SVI
Di casing belakang Andromax A cukup nyaman untuk digenggam. Di balik casing belakang Andromax terdapat baterai berkapasitas 1.950 mAh.

Casing Belakang Andromax A
Dari sisi kamera Andomax A terdapat kamera belakang 5MP dengan flash dan kamera depan 5MP tanpa flash. Hasil gambar Andromax A terbilang cukup baik.





Yang terpenting dukungan 4G LTE pada slot SIM 1 dan pada slot SIM 2 bisa digunakan SIM Card GSM lain dengan posisi 2G. Andromax A juga sudah mendukung VoLTE sehingga bisa menikmati layanan panggilan suara dan video lewat jaringan 4G. Dari sisi Audio Andromax A diperlengkapi Snapdragon Plus.

Snapdragon Plus di Andromax A


Dalam paket penjualan Andromax A terbilang cukup lengkap, bahkan ada earphone di dalam kardus Andromax A. Andromax A bisa diperoleh dengan harga hanya Rp 649.000.

Kelengkapan Aksesoris Andromax A
[Saya punya pengalaman seusai mengkoneksikan Andromax A ke jaringan wifi dan simbol VoLTE menghilang. Saat koneksi Wifi dimatikan dan Andromax A direstart baru simbol VoLTE kembali muncul.]

Catatan: Penggunaan Andromax A berlangsung sejak 15 Juni-21 Juni 2016. 

Saturday, 3 October 2015

Punya Rekening di Bank, Untuk Apa? [Bagian Kedua]

Dengan berbagai penyebab rendahnya kepemilikan rekening di Indonesia. Akhirnya Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menjalankan program Branchless Banking (Layanan Perbankan Tanpa Kantor).

Dengan Branchless Banking masyarakat bisa mendapatkan layanan keuangan. Dari menabung, menarik uang, mengisi pulsa dan membayar tagihan. Masyakat mendapatkan layanan dari agen-agen, yang sudah bekerjasama dengan bank Agen adalah masyarakat sekitar yang memiliki usaha minimal selama dua tahun.

Masyarakat akan memiliki rekening uang eletronik, no rekening berupa no hp yang dimiliki. Jika punya no hp 081234567890 maka no rekening yang dimiliki adalah 081234567890. Tentu mudah mengingat no rekening jika sama dengan no hp yang digunakan. Dengan layanan rekening uang elektronik, kita bisa menyimpan uang sampai dengan 5 juta. Tentunya kita akan diminta mengisi data-dta pribadi sederhana. Tidak sebanyak formulir rekening tabungan di bank tentunya.

Bank yang memiliki layanan branchless banking seperti Bank Mandiri dan Bank BRI. Bank Mandiri menggunakan layanan Mandiri E-Cash dan Bank BRI menggunakan layanan T-Bank dan Tabunganku.

T-Bank BRI

Mandiri E-Cash
Untuk menikmati layanan branchless banking, masyarakat  tidak dibebankan biaya adminitrasi dan biaya lainnya. Sangat berbeda jika memiliki rekening di bank. Masyarakat bisa gunakan dari hp yang dimiliki,  tentu rasanya saat ini, hampir semua masyarakat memiliki hp.

Dari sisi bank juga sangat membantu perluasan nasabah. Bank juga tidak perlu membuka kantor cabang, biaya pembukaan kantor cabang bank sangat besar. Tentu bank merasa diuntungkan dan masyarakat juga bisa memperoleh layanan keuangan.

Jadi, program yang perlu kita dukung.

Friday, 25 September 2015

Punya Rekening di Bank, Buat Apa? [Bagian Pertama]

Punya rekening di bank, untuk apa dan manfaatnya apa? Mungkin itulah pertanyaan yang muncul, di masyarakat Indonesia. Sehingga masyarakat Indonesia yang memiliki akses keuangan, terutama perbankan masih sangat sedikit.

Masyarakat tentunya akan berpikir manfaat dan kegunaan memiliki rekening di bank. Saat membuka rekening di bank, pada umunya akan disodori formulir pembukaan rekening berlembar-lembar. Setelah mengisi formulir pembukaan rekening, selanjutnya harus melakukan penyetoran uang pertama  yang cukup besar.

Belum sampai di situ, di beberapa bank bahkan mengenakan biaya pembuatan kartu ATM. Belum selesai juga, ada bank yang mensyaratkan saldo minimal yang ditahan. Jika saldo ada di bawah minimal maka akan dikenakan denda. Ditambah biaya administrasi rekening bulanan yang besar kisaran 10-20 ribu. Kalaupun ada yang membebaskan biaya administrasi rekening, biasanya harus memiliki saldo minimal tertentu. Minimal di 500 ribu, 1 juta dan 5 juta.

Betapa banyaknya biaya yang dibebankan bank kepada nasabah untuk memiliki rekening di bank. Lalu masyarakat dapat apa? Dapat bunga tabungan? Boro-boro deh, lebih besar biaya-biaya yang dibebankan daripada bunga yang didapatkan. Ternyata biaya yang dibebankan untuk kepemilikan rekening, menjadi penyebab masyarakat enggan memiliki rekening di bank.

Dari data yang dipapaparkan oleh Bank Indonesia, dalam acara diskusi publik. Ternyata benar biaya rekening dan saldo minimal yang besar, jadi penyebab rendahnya kepemilikan rekening di Indonesia. Berikut ini datanya.

Alasan Tidak Memiliki Rekening Bank

Beberapa alasan yang dikemukakan masyarakat adalah:
1. Tidak Memiliki Uang untuk Saldo Minimal. Mungkin kalau saldo minimal 10-20 ribu masih bisa diterima, kalau sudah 50 ribu dan 100 ribu akan memberatkan.

2. Terlalu Mahal dan Tidak Mau Membayar Biaya Tambahan, dengan besarnya biaya adminitrasi rekening dan biaya kartu ATM bulanan yang besar. Masyarakat tentu enggan memiliki rekening di bank.

3. Letaknya Terlalu Jauh. Di pulau Jawa memang kantor cabang bank dan ATM relatif mudah ditemukan, Namun bagaimana dengan masyarakat di pulau Sulawesi, Maluku dan Papua? Jumlah kantor cabang di luara pulau Jawa relatif lebih sedikit.

Berikut data jumlah kantor cabang di beberapa daerah di Indonesia:

Jumlah Kantor Cabang Bank di Indonesia

Jumlah Kantor Cabang Bank di Beberapa Daerah

Dari data di atas jumlah kantor cabang di Indonesia Barat dan Indonesia Timur jauh berbeda jumlahnya. Infrastuktur di Indonesia menjadi salah satu kendala. Jika ingat berita kecelakaan salah satu maskapai di Indonesia Timur, ternyata ada uang milyaran untuk dana bantuan masyarakat. Uang milyaran dibawa secara tunai, ternyata di Papua tempat untuk pembagian bantuan hanya ada sebuah kantor kas bank. Bayangkan hanya ada kantor kas.

Lalu, perntanyaannya apa solusi yang diberikan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan atas masalah itu? Kita ketahui di bagian selanjutnya.

Sumber data yang ditampilkan berasal dari Bank Indonesia dan Bu Indah Kurnia(Komisi XI DPR). Data sudah sebelumnya dipublikasikan di acara diskusi publik Bank Indonesia pada 22 September 2015.