Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim - Halo Sobat CerdasKTG, Pada Artikel yang sobat baca kali ini dengan judul Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim, saya telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk sobat baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi artikel atau postingan Artikel Ekonomi, yang saya tulis ini dapat sobat pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim
link : Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim
Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim
Masyarakat Indonesia di tahun 2010 sudah melewati pendapatan per kapita USD 3000 per tahun hal ini menjadi tolak ukur Indonesia memiliki masyarakat dengan kelas menengah yang menurut definisi bank dunia dalam 1 hari menghabiskan uang USD 2-20 (definisi World Bank)
Kelas menengah Indonesia yang memiliki perilaku selektif dalam membeli barang, high tech dan juga ingin semuanya serba cepat. Kelas menengah memiliki pendapatan menganggur (discretionary income) yang digunakan untuk berinvestasi, investasi yang dilakukan seperti reksa dana, unitlink dan saham (selengkapnya bisa membaca buku Consumer 3000). Perubahan perilaku masyarakat menjadi kelas menengah perlu dipelajari.
Namun ada hal yang berbeda antara masyarakat Indonesia dengan di negara lain yaitu semakin makmur akan semakin religius berbeda di negara lain semakin sekuler. Tentunya hal ini tidak lepas dari faktor Indonesia sebagai penduduk yang beragama Islam terbesar di dunia. Khususnya dalam hal kelas menengah Indonesia yang penduduknya beragama Islam yang dalam memilih produk kecenderungannya juga berubah. Mari kita pelajari perilaku masyarakat kelas menengah muslim di Indonesia yang dikutip dari buku " Marketing To The Middle Class Muslim" karya Yuswohady.
1. Revolusi Hijab
Hijab yang dahulu diasosiasikan dengan busana kampungan kini menjadi busana modern, stylish dan fashionable
Hijab yang dahulu diasosiasikan dengan busana kampungan kini menjadi busana modern, stylish dan fashionable
2.Umrah
Kelas menengah muslim mulai berorientasi selain ke luar negeri untuk berwisata namun juga beribadah umroh. Sangat rela membayar USD 1.800-2000 supaya bisa pergi umroh untuk beribadah ke tanah suci.
Kelas menengah muslim mulai berorientasi selain ke luar negeri untuk berwisata namun juga beribadah umroh. Sangat rela membayar USD 1.800-2000 supaya bisa pergi umroh untuk beribadah ke tanah suci.
3.Makanan Halal
Kelas menengah muslim sadar akan pentingnya mengkonsumsi makanan halal. 95% konsumen kelas menengah muslim memeriksa label halal sebelum membeli/mengkonsumsi suatu produk
Kelas menengah muslim sadar akan pentingnya mengkonsumsi makanan halal. 95% konsumen kelas menengah muslim memeriksa label halal sebelum membeli/mengkonsumsi suatu produk
4. Kosmetik Halal
Kelas menengah muslim mulai beralih dari merk konvensional ke merk kosmetik halal, yang dipelopori oleh Wardah. Kosmetik halal adalah kosmetik yang berasal dari bahan-bahan halal dan diolah dengan cara-cara yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.Seiring itu juga salon-salon muslimah bermunculan, tentunya selain selain untuk perawatan wajah dan kulit juga mendapatkan spiritual benefit berupa ketentraman pikiran saat menggunakan produk kosmetik halal.
Kelas menengah muslim mulai beralih dari merk konvensional ke merk kosmetik halal, yang dipelopori oleh Wardah. Kosmetik halal adalah kosmetik yang berasal dari bahan-bahan halal dan diolah dengan cara-cara yang sesuai dengan kaidah-kaidah Islam.Seiring itu juga salon-salon muslimah bermunculan, tentunya selain selain untuk perawatan wajah dan kulit juga mendapatkan spiritual benefit berupa ketentraman pikiran saat menggunakan produk kosmetik halal.
5. Bank Syariah
Dipelopori oleh bank Muamalat di tahun 1991 bank syariah bertumbuh 40% per tahun. Hingga akhir 2013ada 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah dan 160 BPRS. Dengan menjadi nasabah di bank syariah akan mendapatkan ketenangan hati danpikiran karena menghindarkan diri dari bunga bank yang berpotensi menimbulkan perselisihan. Namun bank syariah masih sangat perlu berinvestasi di bidang teknologi agar tidak tergilas oleh bank konvensional.
Dipelopori oleh bank Muamalat di tahun 1991 bank syariah bertumbuh 40% per tahun. Hingga akhir 2013ada 11 bank umum syariah, 23 unit usaha syariah dan 160 BPRS. Dengan menjadi nasabah di bank syariah akan mendapatkan ketenangan hati danpikiran karena menghindarkan diri dari bunga bank yang berpotensi menimbulkan perselisihan. Namun bank syariah masih sangat perlu berinvestasi di bidang teknologi agar tidak tergilas oleh bank konvensional.
6. Asuransi dan Investasi Syariah
Kelas menengah muslim memiliki pendapatan menganggur yang digunakan untuk membeli produk-produk keuangan seperti asuransi dan investasi berbasis syariah. Seperti asuransi takaful dan investasi emas yang menjadi pilihannya.
Kelas menengah muslim memiliki pendapatan menganggur yang digunakan untuk membeli produk-produk keuangan seperti asuransi dan investasi berbasis syariah. Seperti asuransi takaful dan investasi emas yang menjadi pilihannya.
7. Budaya Islam Pop
Terjadinya akulturasi musik Pop dan Islam dengan banyaknya kelompok musik religi seperti Debu,Maher Zain dan girlband syariah Samara 37 membuat masyarakat menyukai musik religi.
Terjadinya akulturasi musik Pop dan Islam dengan banyaknya kelompok musik religi seperti Debu,Maher Zain dan girlband syariah Samara 37 membuat masyarakat menyukai musik religi.
8. Hotel Syariah
Hotel Syariah di berbagai kota yang awalnya dipelopori oleh Hotel Sofyan tahun 1994 tak lepas dari kebutuhan fasilitas menginap kelas menengah muslim namun ingin juga memenuhi kebutuhan spiritual. Ada 5 hal yang menjadi alasan dipilihnya hotel syariah: kesesuaian syariat Islam, kenyamanan, keamanan, kehalalan makanan-minuman dan pelayanan yang islami.
Hotel Syariah di berbagai kota yang awalnya dipelopori oleh Hotel Sofyan tahun 1994 tak lepas dari kebutuhan fasilitas menginap kelas menengah muslim namun ingin juga memenuhi kebutuhan spiritual. Ada 5 hal yang menjadi alasan dipilihnya hotel syariah: kesesuaian syariat Islam, kenyamanan, keamanan, kehalalan makanan-minuman dan pelayanan yang islami.
9. Islamic Parenting
Kecemasan kelas menengah muslim dalam hal pendidikan anak adalah kondisi lingkunganyang akan dihadau putra-putrinya namun orang tua memiliki keterbatasan waktusehingga mencarikan pendidikan berkualitas dengan pendidikan keagamaan sebagai benteng perkembangan moralitas anak seperti sekolah Islam Internasional.
Kecemasan kelas menengah muslim dalam hal pendidikan anak adalah kondisi lingkunganyang akan dihadau putra-putrinya namun orang tua memiliki keterbatasan waktusehingga mencarikan pendidikan berkualitas dengan pendidikan keagamaan sebagai benteng perkembangan moralitas anak seperti sekolah Islam Internasional.
10. Zakat dan Sedekah
Kelas menengah muslim yang sangat sibuk dalam bekerja sehingga meingingkan hal yang praktis termasuk juga dalam hal membayar zakat dan sedekah. Kini pembayaran zakat dan sedekah bisa dilakukan melalui layanan eletronic channel. 90% pembayaran zakat di Dompet Dhuafa dilakukan via transfer ATM dan debit.
Kelas menengah muslim yang sangat sibuk dalam bekerja sehingga meingingkan hal yang praktis termasuk juga dalam hal membayar zakat dan sedekah. Kini pembayaran zakat dan sedekah bisa dilakukan melalui layanan eletronic channel. 90% pembayaran zakat di Dompet Dhuafa dilakukan via transfer ATM dan debit.
11.Masjid dan Mushola
Masjid dan mushola yang kini menjadi inklusif, tidak hanya sekedar menjadi tempat beribadah namun juga untuk tempat mengkaji ilmu,menjalankan kegiatan sosial dan gaya hidup seperti Masjid Salman di Kampus ITB Bandung, Masjid Sunda Kelapa menjadi tempat pernikahan, masjid Cut Mutia menyelengarakan Ramadhan Jazz Festival, Pesantrendan Masjid Daarut Tauhid dengan kegiatan kewirausahaan dan aktivitas ekonomi.
Masjid dan mushola yang kini menjadi inklusif, tidak hanya sekedar menjadi tempat beribadah namun juga untuk tempat mengkaji ilmu,menjalankan kegiatan sosial dan gaya hidup seperti Masjid Salman di Kampus ITB Bandung, Masjid Sunda Kelapa menjadi tempat pernikahan, masjid Cut Mutia menyelengarakan Ramadhan Jazz Festival, Pesantrendan Masjid Daarut Tauhid dengan kegiatan kewirausahaan dan aktivitas ekonomi.
Arsitektur masjid unik seperti Masjid Dian Al Mahri di kota Depok dengan kubah emas, Masjid AlIrsyad di kompleks Kota Baru Parahyangan yang modern, simple dan minimalis, juga mushola Bandung Indah Plaza dengan ornamen Timur Tengah. Mushola pun kini ada di restoran seperti D'Cost VIP, mushola dengan AC dan desain interior yang sangat bagus.
Dari perubahan perilaku tersebut konsumen menengah muslim 4 kelompok, yaitu:
1. Apathis, yang mengutamakan kebutuhan dasar sehingga tidak perduli degan value islami.
1. Apathis, yang mengutamakan kebutuhan dasar sehingga tidak perduli degan value islami.
2.Rationalist, yang mengutamakan manfaat dari produk yang dibeli.
3. Conformist, yang mengutamakan produk berlabel Islam oleh otoritas Islam atau tokoh Islam panutan.
4. Universalist, yang mengutamakan nilai islami, sekalipun tidak ada label "Islam" namun tetap islami akan menjadi pilihanya. Sebagai contoh meskipun The Body Shop bukan merk yang Islam namun praktik yang tidak melakukan tes pada binatang yang merupakan nilai islami.
Demikian resensi dan gambaran perubahan perilaku kelas menengah muslim di Indonesia yang dikutip dari buku " Marketing To The Middle Class Muslim" karya Yuswohady.
Sekian Artikel Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim
Sampailah kita pada akhir artikel Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk sobat semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
sobat sekarang membaca artikel Resensi Buku Marketing Kelas Menengah Muslim dengan alamat link https://cerdaskotamobagu.blogspot.com/2014/07/resensi-buku-marketing-kelas-menengah.html
EmoticonEmoticon