Showing posts with label Personal Finance. Show all posts
Showing posts with label Personal Finance. Show all posts

Wednesday, 29 August 2018

Bertransaksi dengan Non Tunai, Membuat Jadi Lebih Boros?

Bertransaksi secara non tunai menawarkan berbagai kemudahan dan manfaat dalam kehidupan sehari-tidak, tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah besar dan banyaknya promosi yang diberikan. Tidak perlu repot dengan uang kembalian, terlebih berupa uang koin yang tersimpan di dompet kita.

Kemudahan Pembayaran Non Tunai dengan Scan QR Code
Kemudahan Pembayaran Non Tunai

Pada sisi lain kemudahan dan manfaat yang didapatkan dari transaksi secara non tunai, justru dianggap membuat seseorang menjadi lebih boros saat bertransaksi secara non tunai. Saya pun sejenak memikirkan opini tersebut, sampai akhirnya saya menemukan beberapa hal yang saya alami saat bertransaksi secara non tunai.

Lebih Konsumtif karena Pembayaran Non Tunai


Pada tulisan Yuswohady tentang "Cashless Society dan Konsumtivisme" pada tahun 2013 terdapat beberapa bagian yang menarik dari pembayaran secara non tunai:

-"Willingness to pay konsumen bisa meroket 50% hingga 200% oleh adanya layanan transaksi non-tunai. Hal ini dikarenakan "self-control problem” yang tidak bisa menguasai diri untuk berbelanja secara non tunai.

-Pain of paying yang rendah. Ketika kita membayar dengan menggunakan uang kertas atau koin (tangible) maka secara psikologis kita akan merasakan “sakit” saat uang kertas atau koin itu berpindah dari tangan kita ke tangan penjual.

Tersebarnya Uang ke Berbagai Tempat

Terlebih di tahun 2018 sudah semakin banyak pilihan pembayaran non tunai yang tersedia, bahkan uang yang kita miliki terpencar-pencar untuk berbagai keperluan. Untuk bayar parkir pakai uang elektronik A, bayar tol pakai uang elektronik B, bayar belanjaan dan iuran pakai bank X, dan untuk tabungan & investasi pakai bank Y. Secara tidak sadar, kita tidak tahu pasti jumlah yang dibelanjakan dan tersisa.

Kartu Uang Elektronik (e-Money) Terbitan Bank
Aneka Kartu Uang Elektronik (e-Money)


Belum lagi saat ini semakin banyak promo menarik, jika pembayaran dilakukan dengan uang elektronik tertentu. Terkadang tak ada niat berbelanja, jadinya belanja karena promo. Hal ini semakin marak dengan hadirnya "kebutuhan mendadak", mendadak ada diskon di ecommerce tertentu. Akhirnya uang yang awalnya untuk keperluan menabung, jadi dipakai untuk beli barang diskonan. Siapa yang pernah melakukan hal seperti ini?

Membeli Barang Promosi adalah Keperluan Mendadak?

Saya pun pernah mengalaminya, tetapi saya berupaya untuk meminimalisir "pengeluaran darurat" tidak terasa karena promosi dan kemudahan pembayaran secara non tunai. Mulai dari tanyakan pada diri sendiri, "Apakah perlu banget dibeli, tujuannya akan dipakai berapa lama, dan apakah ada budgetnya?" Boleh sekali membeli barang promo, selama menggunakan budget "Playing" sesuai budget, tanpa mengganggu budget "Living" dan Saving".

Promosi Khusus Pembayaran Non Tunai
Promosi Khusus Pembayaran Non Tunai
Promosi Khusus dengan Uang Elektronik
Promosi Khusus dengan Uang Elektronik

Hal yang bisa dilalukan agar pembayaran non tunai tidak membuat jadi boros adalah gunakan satu rekening bank khusus dengan kartu satu kartu ATM untuk berbelanja. Ada juga bank yang menyediakan fasilitas kartu ATM tambahan, bisa juga dimanfaatkan kartu ATM tambahan khusus keperluan belanja. Jika perlu untuk lakukan isi ulang uang elektronik secukupnya, pilih bank yang bisa isi ulang saldo uang elektronik tanpa biaya tambahan.

Pisahkan sejak awal uang untuk tabungan dan investasi di rekening lain, sehingga budget yang dipakai untuk belanja sudah sesuai budget. Namun, semuanya kembali ke diri kita sendiri, miliki tujuan finansial agar kita mengendalikan diri dalam berbelanja, baik membayar secara non tunai atau pun tunai.

Sunday, 22 October 2017

Cara Mengatur Keuangan dengan Benar, Kini Ku Ketahui dari Mandiri Edukasi

Mengatur keuangan salah satu hal yang mudah dikatakan, tetapi tak mudah dilakukan. Niatnya ingin menabung untuk masa depan, uangnya selalu habis. Jadi, mengatur keuangan dengan benar caranya bagaimana ya? Kebingungan yang lazim dialami siapapun, setelah memiliki kesadaran harus mempersiapkam masa depan. Langkah awal mempersiapkan masa depan dengan belajar menyisihkan di awal. Bank Mandiri lewat Mandiri Edukasi 2017 memberk edukasi kepada masyarakat, cara memulai mengatur keuangan dengan benar.


Bu Lyla Noya, Group Head Customer Care Bank Mandiri menyampaikan, Mandiri Edukasi 2017 sudah diadakan di 15 kota, lewat kegiatan ini sudah ada 2.598 Sahabat Mandiri yang memiliki tingkat pemahaman keuangan yang lebih baik. Masyarakat (termasuk saya) belajar dari narasumber yang berbagi tips dan pengalaman mengatur keuangan dan memilih produk keuangan yang benar. Pada momen ulang tahun Bank Mandiri ke-19 di acara Mandiri Pekan Raya Indonesia, kembali digelar Mandiri Edukasi 2017 dengan konsep acara yang unik.


Mandiri Edukasi 2017 kali ini diawali dengan demo masak, apa hubungannya dengan mengatur keuangan? Seringkali kita jadi boros karena sering makan di luar rumah, padahal jika kita membuat makanan sendiri bisa berhemat. Chef Billy Kalangi memberitahukan bahwa, "Memasak dengan hemat bisa dengan bahan-bahan yang harganya terjangkau." Burger Alpukat Chickpeas dan Greek Yoghurt Mango menjadi sajian yang dibuat Chef Billy Kalangi, ternyata bahan-bahannya harganya tak mahal.


Acarapun masih berlanjut dengan diskusi dari nasumber Mba Ivy Batuta (Public Figur), Pak Ahmad Gozali (Perencana Keuangan), dan Pak Mauldy Rauf Makmur (Corporate Secretary Mandiri Manajemen Investasi) yang berbagi tips mengatur keuangan yang benar. Diawali cerita mba Ivy Batuta yang memiliki prioritas membayar utang tiap bulan, tanpa memiliki utang tak akan bisa punya aset. Baru kemudian uangnya digunakan untuk mempersiakan kebutuhan anak di masa depan untuk investasi, kemudian digunakan untuk berbelanja.


Pak Ahmad Gozali memberitahukan bahwa, "Uang diciptakan untuk dihabiskan, tinggal dihabiskan di jalan yang benar". Keinginan jika ada uang tersisa, baru menabung tidak akan terwujud, tak akan pernah ada uang yang tersisa untuk menabung. Sehingga ada prioritas penggunaan uang: Pay God First, Bayar Utang, dan Saving Dulu Baru Shopping. Karena kalau Shopping duluan, percayalah kita tidak akan bisa saving. Gunakan prinsip "Invest in The Right Way" berinvestasi setelah mendapatkan penghasilan, bukan berinvestasi dari sisa penghasilan.


Setelah menyisihkan uang untuk investasi, miliki tujuan investasi. Kalau tujuannya hanya ingin sekedar mendapatkan keuntungan kurang tepat, karena berinvestasi kita hanya menunda konsumsi. Nantinya uang yang kita investasikan akan digunakan memenuhi kebutuhan kita di masa depan, lalu mulai berinvestasi dari mana? Pak Mauldy, Corporate Secretary Mandiri Investasi menyampaikan salah satu instrumen investasi yang bisa dipilih adalah reksa dana.

Berinvestasi di Reksa Dana ibarat nasi goreng yang dibuat oleh chef, dalam hal ini Mandiri Investasi sebagai Manager Investasi akan membantu mengelola uang masyarakar dan diinvestasikan ke produk di pasar modal yang tepat. Untuk mulai berinvestasi reksa dana sangat mudah, cukup mulai dari 50.000 saja kita sudah bisa mulai berinvestasi reksa dana di Mandiri Investasi. Lewat aplikasi Moinves yang bisa diunduh di Play Store, masyarakat bisa berinvestasi cukup dari smartphone di genggaman tangan.


"Belilah masa depan dengan investasi" pesan pak Mauldy di akhir acara, karena kita perlu mempersiapkan kebutuhan di masa depan dengan berinvestasi. Begitu juga dengan mba Ivy Batuta yang menyampaikan, " Tak ada cara lain mempersiapkan kebutuhan masa depan, selain dengan berinvestasi". Pesan dari pak Ahmad Gozali, " Pilihlah cara menghabiskan uang dengan menyenangkan, tetapi bertanggung jawab. Anggap investasi seperti belanja, sehingga investasi menjadi kegiatan yang menyenangkan".